Psikolog dari Universitas Indonesia Irma Gustiana mengingatkan pentingnya meningkatkan pengawasan orangtua untuk mencegah penculikan anak, sebab keamanan dan keselamatan anak merupakan tanggung jawab orangtua.
Saat dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu, mengatakan, lemahnya pengawasan orangtua dapat menjadi salah satu faktor yang memudahkan penculik untuk melakukan kejahatan tersebut, mengingat anak merupakan kelompok paling rentan yang belum bisa melindungi diri sendiri.
Orangtua juga perlu mengajarkan anak mengenai cara memberikan respons terhadap orang-orang asing yang ada di sekitar mereka. Kemudian, ajarkan cara menolak ajakan orang lain yang tidak dikenal. Pastikan juga anak mampu menyampaikan isi pikirannya. Hal itu, menurut Irma, dapat dilatih salah satunya dengan bermain peran (roleplay).
Jadi ketika ada sesuatu yang terjadi, anak mampu menyampaikan kecemasan atau ketakutannya, misalnya ketika di keramaian ada yang bertingkah laku aneh atau mencurigakan. Sampaikan juga pada anak jangan berada di tempat yang sepi yang tidak ada orang lain. Jadi harus berkumpul dengan teman-temannya atau mencari orang dewasa.
Irma juga mengatakan penting bagi orangtua untuk mengenal tetangga di sekitar rumah, sebab menurutnya kasus penculikan juga sangat mungkin terjadi di daerah perumahan. Pastikan juga anak tidak menggunakan aksesoris berlebihan yang mampu mengundang penculik, isalnya perhiasan berlebihan atau menggunakan smartphone dengan teknologi canggih dan harga yang mahal. Itu bisa menjadi incaran penculik untuk memanfaatkan kelemahan anak.
Mengajari anak bela diri dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencegah penculikan. Meski demikian, perlu diingat bahwa anak tetaplah merupakan kelompok yang tidak berdaya, apalagi jika penculikan dilakukan oleh beberapa orang dewasa.
Baca juga: Cegah penculikan, Polres Sukabumi imbau orang tua
Baca juga: Polisi minta orang tua tenang soal isu penculikan
Baca juga: Polresta Bogor Kota imbau masyarakat tak terbawa panik isu penculikan
Baca juga: Pakar hukum UI: Faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan pendorong penculikan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Saat dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu, mengatakan, lemahnya pengawasan orangtua dapat menjadi salah satu faktor yang memudahkan penculik untuk melakukan kejahatan tersebut, mengingat anak merupakan kelompok paling rentan yang belum bisa melindungi diri sendiri.
Orangtua juga perlu mengajarkan anak mengenai cara memberikan respons terhadap orang-orang asing yang ada di sekitar mereka. Kemudian, ajarkan cara menolak ajakan orang lain yang tidak dikenal. Pastikan juga anak mampu menyampaikan isi pikirannya. Hal itu, menurut Irma, dapat dilatih salah satunya dengan bermain peran (roleplay).
Jadi ketika ada sesuatu yang terjadi, anak mampu menyampaikan kecemasan atau ketakutannya, misalnya ketika di keramaian ada yang bertingkah laku aneh atau mencurigakan. Sampaikan juga pada anak jangan berada di tempat yang sepi yang tidak ada orang lain. Jadi harus berkumpul dengan teman-temannya atau mencari orang dewasa.
Irma juga mengatakan penting bagi orangtua untuk mengenal tetangga di sekitar rumah, sebab menurutnya kasus penculikan juga sangat mungkin terjadi di daerah perumahan. Pastikan juga anak tidak menggunakan aksesoris berlebihan yang mampu mengundang penculik, isalnya perhiasan berlebihan atau menggunakan smartphone dengan teknologi canggih dan harga yang mahal. Itu bisa menjadi incaran penculik untuk memanfaatkan kelemahan anak.
Mengajari anak bela diri dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencegah penculikan. Meski demikian, perlu diingat bahwa anak tetaplah merupakan kelompok yang tidak berdaya, apalagi jika penculikan dilakukan oleh beberapa orang dewasa.
Baca juga: Cegah penculikan, Polres Sukabumi imbau orang tua
Baca juga: Polisi minta orang tua tenang soal isu penculikan
Baca juga: Polresta Bogor Kota imbau masyarakat tak terbawa panik isu penculikan
Baca juga: Pakar hukum UI: Faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan pendorong penculikan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023