Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengkaji upaya diversifikasi usaha PDAM Tirta Bhagasasi melalui unit bisnis produksi air minum dalam kemasan.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi Soni Sumarsono mengatakan, kajian dilakukan dengan studi kelayakan air minum kemasan seperti yang direkomendasikan kepada kepala daerah selaku kuasa pemilik modal perusahaan pelat merah itu.

"Kajian awal kami terfokus pada kelayakan produk air minum dalam kemasan bermerek dagang B-Quaku secara ekonomi," katanya di Cikarang, Jumat.

Pihaknya mendukung rencana perluasan usaha yang diinisiasi badan usaha milik daerah itu selama menguntungkan secara layak bagi kepentingan masyarakat umum dari aspek penambahan pendapatan daerah.

Baca juga: PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi produksi air kemasan ultra filtrasi

"Jadi ini merupakan reorientasi strategi ke arah pengembangan produk layanan, selain selama ini PDAM Tirta Bhagasasi melayani air bersih untuk warga Bekasi. Air minum dalam kemasan dianggap perluasan usaha paling memungkinkan," kata Mantan Dirjen Otda Kemendagri RI itu.

Anggota TP2D Kabupaten Bekasi Harun Al Rasyid mengatakan diversifikasi usaha berupa produk air minum dalam kemasan sekaligus upaya optimalisasi instalasi pengolahan air yang telah dimiliki PDAM Tirta Bhagasasi.

Air minum dalam kemasan ini bukan berasal dari air permukaan melainkan air tanah yang dikerjasamakan dengan rekanan perusahaan yakni PT Moya. Air tanah itu di-ultrafiltrasi menggunakan membran ultra filter untuk menghasilkan air super jernih.

Baca juga: PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi ajukan modal Rp244 miliar optimalisasi layanan

"Jadi kualitas air yang dihasilkan di atas rata-rata. Secara umum sangat layak. Kami juga mengkaji harga produk ini, bisa saja di bawah pasar namun tetap menghasilkan keuntungan bagi perusahaan," katanya.

Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi Usep Rahman Salim mengatakan dengan kapasitas ultrafiltrasi mencapai 200 liter per detik, air kemasan ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jumlah besar, hanya saja penggunaannya dibatasi demi menjaga kualitas.

Usep mengaku produksi air minum dalam kemasan ini hanya membutuhkan investasi sebesar Rp4 miliar mengingat perusahaan sudah merealisasikan kerja sama dengan PT Moya sejak 12 tahun lalu, terhitung mulai  2010.

Baca juga: PDAM Bhagasasi gratiskan sambung kembali pelanggan non aktif

"Kerja sama kami dengan PT Moya selama 25 tahun, masih 13 tahun ke depan jadi tinggal jalan saja jika perluasan usaha ini disetujui. Bicara profit, setiap satu juta liter air kemasan yang terjual, keuntungan bersih perusahaan sebesar Rp2-3 miliar per tahun berbentuk pendapatan asli daerah," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023