Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, membangun sistem pemantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional yang langsung dapat dipantau melalui `gadget` wali kota.

"Sedang dibangun sistem untuk memantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional, jadi ke depan saya tinggal memantaunya dari gadget saya," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto usai meninjau Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Rabu.

Ia mengatakan sistem tersebut melibatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan berkoordinasi dengan PD Pasar Pakuan Jaya serta Dinas Komunikasi dan Informasi. Ketiganya berkolaborasi dari penyajian informasi harga sembako di pasar tradisional.

"Disperindag melakukan pemantauan berkoordinasi dengan PD Pasar, data tersebut akan ditransfer melalui Diskominfo ke aplikasi yang ada di telepon genggam saya," kata Politis PAN tersebut.

Menurut Bima, sistem tersebut hampir sama dengan sistem pemantau arus lalu lintas yang sudah terpasang di gadget pribadinya.

"Sekarang ini baru informasi lalu lintas, saya sudah bisa memantau langsung dari gadget saya. Tinggal harga sembako ini sedang kami upayakan secepatnya dapat diakses," katanya.

Dengan sistem pemantau harga sembako tersebut, lanjutnya, ia mendaptakan informasi mengenai pola konsumsi masyarakat, serta menganalisis dampaknya.

"Jadi dengan memantau langsung melalui gadget ini, tidak perlu sering turun ke pasar, dapat langsung dipantau, dan cepat mengambil keputusan dan tindakan," katanya.

Terkait harga kebutuhan pokok saat ini, Bima mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga di pasaran yakni pola konsumsi masyarakat yang berubah, siklus panen dan distribusi barang.

"Ramadhan ini pola konsumsi masyarakat naik, tapi panen lancar, harga stabil seperti cabai harganya stabil saat ini. Berbeda dengan kentang, panen gagal tapi konsumsi meningkat, makanya harga jadi melambung," kata Bima.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan, Diseprindag Kota Bogor Mangahit Sinaga menyebutkan, sistem aplikasi pemantau harga sedang disiapkan oleh pihaknya.

"Setiap pekan kami selalu memantau harga kebutuhan pokok di tujuh pasar tradisional, hasil pantauan ini kita laporkan dalam bentuk data yang akan disampaikan melalui jaringan di Kominfo," kata Sinaga.

Terkait harga kebutuhan pokok, Sinaga mengatakan selama Ramadhan ini harga kebutuhan pokok dan produk hortikultura di pasar tradisional relatif stabil tetapi tinggi.

"Ada beberapa yang naik karena pengaruh ongkos produksi, seperti kentang biasanya Rp8.000 per kg, sekarang tembus Rp15 ribu, karena ongkos produksinya naik, apalagi proses panennya memerlukan tenaga," katanya.

Untuk harga daging, lanjut Sinaga, di pasar tradisional masih bertahan Rp120 ribu per kg untuk daging sapi segar. Sementara harga sapi beku di pasar modren Rp 80 ribu per kg.

"Harga daging bisa saja turun jika pedagang di pasar tradisional mau menjual daging beku. Kami siapkan jika ada permintaan, persoalannya pedagang bertahan tetap menjual daging sapi segar," kata Sinaga.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016