Gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11), begitu membekas di benak para korban. Namun, di tengah ketakutan dan kekhawatiran akan terjadinya gempa susulan, ada pula pihak yang harus tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat, yakni petugas PLN.
Karyawan PLN yang juga menjadi korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, itu adalah Nurul Setyorini. Ketika gempa terjadi, Nurul Setyorini yang merupakan pegawai di Bagian Keuangan dan Umum PLN Cianjur, sedang mengikuti rapat di ruang kerjanya, yang berada di lantai dua.
Karyawan PLN yang juga menjadi korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, itu adalah Nurul Setyorini. Ketika gempa terjadi, Nurul Setyorini yang merupakan pegawai di Bagian Keuangan dan Umum PLN Cianjur, sedang mengikuti rapat di ruang kerjanya, yang berada di lantai dua.
Ruangan berguncang akibat gempa. Nurul serta pegawai lainnya turun dan berkumpul di halaman. Dinding kantor rusak dan beberapa kali terasa guncangan.
Telepon genggamnya menerima berbagai pesan dan panggilan masuk, mencari tahu kondisi dirinya. Sambil menjawab pesan-pesan itu, ibu satu anak ini segera menghubungi rumah untuk memastikan keadaan anaknya yang berusia tiga tahun aman.
“Alhamdulillah, anak saya selamat meski rumah rusak, plafon kamar belakang ambruk. Malam itu saya tidak pulang, tetap di kantor mendukung rekan-rekan teknik yang mulai melakukan pemulihan suplai listrik," ujarnya. Bersama rekan kerja di PLN Cianjur lain Nurul menginap di kantor. Dirinya tidur di pos satpam, salah satu ruang yang dirasa aman dari dampak gempa.
Guna mendukung kerja petugas PLN untuk menormalisasi saluran listrik, Nurul dan karyawan lainnya harus menyediakan makanan bagi ratusan petugas PLN di lapangan. Beruntung, dukungan dari unit PLN sekitar datang.
"Malam itu kami mendapat dukungan personel dan suplai makanan dari PLN Cimahi. Selanjutnya, PLN Sukabumi, Gunung Putri, Bogor, Karawang dan Bandung bergantian membantu penyediaan makanan bagi petugas," katanya.
Nurul tidak sendiri, dampak gempa juga dirasakan Hendi Maulana. Pria yang telah 18 tahun bekerja di PLN ini tengah melakukan peninjauan lapangan di daerah RSUD ketika gempa terjadi.
Nurul tidak sendiri, dampak gempa juga dirasakan Hendi Maulana. Pria yang telah 18 tahun bekerja di PLN ini tengah melakukan peninjauan lapangan di daerah RSUD ketika gempa terjadi.
Dirinya dan tim Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan (PDKB) sedang melakukan pekerjaan pengamanan jumper. "Alhamdulilah, personel sudah turun dari tiang saat gempa," katanya.
Setelah memastikan pekerjaannya selesai, Hendi pulang dan bertemu anggota keluarga. Tembok rumahnya bergeser dan atap bangunan rusak.
Setelah memastikan pekerjaannya selesai, Hendi pulang dan bertemu anggota keluarga. Tembok rumahnya bergeser dan atap bangunan rusak.
"Sore itu, saya bersama tetangga langsung membangun pengungsian sementara. Keluarga sementara tinggal di Bandung, hanya saya dan anak pertama yang tetap di Cianjur,” katanya.
Setelah memastikan keluarga aman, pria 39 tahun ini langsung bergabung kembali dengan tim PLN untuk pemulihan kelistrikan. Hendi tahu betul, kontribusinya sangat dinantikan oleh pelanggan PLN. Hendi ikut serta dalam penormalan listrik mengingat besarnya dampak gempa terhadap jaringan.Dia jarang melihat keadaan rumah karena fokus melakukan perbaikan tiang rubuh terdampak gempa.
Hendi biasa menelpon buah hatinya untuk memastikan kondisinya serta menanyakan kabar di rumah. "Selama seminggu ini saya siaga di kantor," katanya.
Pemulihan
Bencana alam di Cianjur meninggalkan duka dan kesedihan bagi seluruh korban. Untuk itu, insan PLN menyadari bahwa normalnya pasokan listrik akan membantu meringankan beban.
Memulihkan infrastruktur kelistrikan yang terdampak gempa bumi, tidak mudah. Tetapi dengan usaha bersama semua jadi terasa lebih ringan. Kerja sama dan upaya keras petugas berbuah manis. Sistem kelistrikan yang terdampak gempa pada Selasa, (22/11) pukul 23.05 WIB, berhasil dipulihkan. Pasokan listrik ke 326.028 pelanggan kembali normal dalam waktu kurang dari 36 jam.
Listrik kembali nyala. Pulihnya listrik daerah terdampak gempa di Cianjur membawa rasa aman dan tenang bagi masyarakat. Gempa bumi menyebabkan 326 ribu pelanggan terdampak, dan telah normal seluruhnya pada Selasa (22/11) malam. Upaya percepatan penormalan aliran listrik pascagempa, PLN menerjunkan 452 personel, tujuh crane, 14 genset dan 110 kendaraan roda empat.
Dede Haryadi, warga Desa Cieundeur, Kecamatan Warungkondang menyampaikan terima kasih atas gerak cepat PLN memulihkan aliran listrik. "Listrik baik, malam setelah gempa sudah nyala kembali. Sampai sekarang bagus listriknya," katanya.
Gempa bumi di Cianjur menyebabkan 3.075 rumah rusak ringan, 33 rumah rusak sedang, serta 59 rumah rusak berat. Kawasan Cugenang merupakan daerah paling terdampak.
Relawan
Aulia, gadis kecil dari Desa Pasir Muncang, Kabupaten Cianjur, merupakan satu anak di antaranya banyak anak di kawasan bencana yang merasakan dampak bencana gempa bumi.
Dia yang beberapa saat setelah bencana tampak murung, kini tampak lebih riang dan bisa tertawa. Aulia ikut bermain dalam kegiatan trauma (trauma healing) yang digelar para relawan dari PT PLN (Persero) melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN.
Dia yang beberapa saat setelah bencana tampak murung, kini tampak lebih riang dan bisa tertawa. Aulia ikut bermain dalam kegiatan trauma (trauma healing) yang digelar para relawan dari PT PLN (Persero) melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN.
Gadis kecil itu mengikuti kegiatan trauma healing. Bahkan terkadang dia meminta para relawan untuk mampir bermain ke posko pengungsiannya. "Udah mau pulang ya teh (kakak). Terima kasih ya teh, jadi senang diajak main dan belajar kayak tadi," kata Aulia.
Sejumlah ibu di lokasi pengungsian Pasirmuncang, Kabupaten Cianjur, mengapresiasi kehadiran para relawan yang bisa membantu anak-anak lepas dari trauma imbas bencana gempa.
Selain menjaga aliran listrik sejak awal terjadi bencana, jajaran PLN juga menurunkan para relawan kemanusiaan di lokasi-lokasi pengungsian. Melalui YBM, PLN mengirim puluhan relawan guna memberikan trauma healing untuk anak-anak penyintas gempa. Para relawan ini merupakan mahasiswa penerima beasiswa pendidikan YBM PLN dari berbagai daerah.
Layanan trauma healing ini telah dilakukan sejak kunjungan Presiden Joko Widodo dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada Kamis, (24/11).
Faisal, salah seorang relawan YBM PLN dari Bandung mengaku bangga dapat berbagi dengan penyintas gempa lewat program trauma healing ini. Kegiatan yang digelar di tenda-tenda pengungsian disambut antusias oleh anak-anak dan respon anak-anak sendiri variatif. "Senang, mereka terhibur dan merasa dipedulikan," kata Faisal.
.
Dari kegiatan yang digelar relawan di Kampung Babakan Cangklek misalnya, dia menemukan anak-anak yang mengalami trauma dan takut masuk ke dalam bangunan. Hal ini tampak dari kegiatan menggambar yang digelar relawan untuk anak-anak.
Ada anak yang memiliki tiga saudara dan anak itu menggambar gunung dengan ilustrasi rumah dan diberi tulisan rumahku ambruk. "Psikis mereka memang terganggu. Traumanya sangat mendalam," ujarnya.
Melihat kondisi ini, Faisal dan tim pun lebih bersemangat untuk membantu anak-anak untuk dapat bersemangat kembali. Sejauh ini, kegiatan yang digelar YBM PLN ini telah menjangkau 161 orang penerima manfaat dari tiga lokasi pengungsian, yaitu di Pasir Muncang, Sukamanah, dan RSUD Sayang.
Relawan berikutnya akan melanjutkan kegiatan dalam beberapa pekan ke depan untuk memberikan dukungan bagi penyintas bencana gempa Cianjur ini. Pemulihan di kawasan bencana Cianjur kini masih dan akan terus berlangsung.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022