Sukabumi (Antara Megapolitan) - Warga yang tinggal di wilayah utara Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat seperti di Kecamatan Cibadak, Cicurug dan Parungkuda kesulitan mendapatkan elpiji subsidi tiga kilogram.
"Kami sudah sulit mendapatkan gas subsidi ini sejak awal Ramadhan dan harus mengantre cukup lama untuk bisa mendapatkan satu hingga dua tabung gas melon ini," kata salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Cibadak, Neng Sri, Senin.
Dari pantauan Antara di beberapa agen, pangkalan hingga pengecer elpiji tiga kilogram, terjadi antrean panjang sejak pagi hingga menjelang berbuka puasa. Bahkan, persediaan yang ada di tempat penyaluran gas tersebut langsung diserbu warga saat baru buka.
Bahkan, harga untuk satu tabung gas subsidi tersebut mencapai Rp22 ribu padahal jika dilihat dari HET (harga eceran tertinggi), setiap satu tabung gas melon ini dijual dengan harga di bawah Rp20 ribu.
Selain itu, warga yang tinggal di wilayah utara ini harus datang ke berbagai agen, pangkalan dan pengecer hanya untuk mendapatkan satu hingga dua tabung LPG 3 kg.
Salah seorang pengecer LPG 3 kg, Ubad mengatakan saat ini pasokan dari agen hanya lima tabung setiap harinya, biasanya sampai 15 tabung/hari. Bahkan, setiap kali pengiriman gas LPG tersebut langsung habis dibeli oleh warga yang datang dari berbagai desa.
"Saya tidak tahu penyebabnya, yang pasti pasokan ke kami sebagai pengecer berkurang sejak sepekan terakhir ini," katanya.
Sementara, pemilik agen LPG di Kecamatan Cibadak, Asep mengatakan panjangnya antrean warga untuk membeli LPG ini bukan karena terjadinya kelangkaan, tetapi diakibatkan adanya lonjakan pembelian sehingga yang biasa kuota untuk masyarakat berlebih, tetapi karena adanya lonjakan pemakaian gas pada Ramadhan menyebabkan permintaan meningkat.
"Tidak ada kelangkaan, tetapi yang ada adalah terjadinya lonjakan permintaan. Padahal kuota atau jatah yang diberikan kepada kami sebagai agen mencukupi bahkan melebihi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kami sudah sulit mendapatkan gas subsidi ini sejak awal Ramadhan dan harus mengantre cukup lama untuk bisa mendapatkan satu hingga dua tabung gas melon ini," kata salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Cibadak, Neng Sri, Senin.
Dari pantauan Antara di beberapa agen, pangkalan hingga pengecer elpiji tiga kilogram, terjadi antrean panjang sejak pagi hingga menjelang berbuka puasa. Bahkan, persediaan yang ada di tempat penyaluran gas tersebut langsung diserbu warga saat baru buka.
Bahkan, harga untuk satu tabung gas subsidi tersebut mencapai Rp22 ribu padahal jika dilihat dari HET (harga eceran tertinggi), setiap satu tabung gas melon ini dijual dengan harga di bawah Rp20 ribu.
Selain itu, warga yang tinggal di wilayah utara ini harus datang ke berbagai agen, pangkalan dan pengecer hanya untuk mendapatkan satu hingga dua tabung LPG 3 kg.
Salah seorang pengecer LPG 3 kg, Ubad mengatakan saat ini pasokan dari agen hanya lima tabung setiap harinya, biasanya sampai 15 tabung/hari. Bahkan, setiap kali pengiriman gas LPG tersebut langsung habis dibeli oleh warga yang datang dari berbagai desa.
"Saya tidak tahu penyebabnya, yang pasti pasokan ke kami sebagai pengecer berkurang sejak sepekan terakhir ini," katanya.
Sementara, pemilik agen LPG di Kecamatan Cibadak, Asep mengatakan panjangnya antrean warga untuk membeli LPG ini bukan karena terjadinya kelangkaan, tetapi diakibatkan adanya lonjakan pembelian sehingga yang biasa kuota untuk masyarakat berlebih, tetapi karena adanya lonjakan pemakaian gas pada Ramadhan menyebabkan permintaan meningkat.
"Tidak ada kelangkaan, tetapi yang ada adalah terjadinya lonjakan permintaan. Padahal kuota atau jatah yang diberikan kepada kami sebagai agen mencukupi bahkan melebihi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016