Dewan Pembina Indonesian Aroid Society Chandra G. Hendarto mengatakan tanaman anthurium merupakan tanaman masa depan yang menjadi salah satu komoditas ekspor dan juga pasar dalam negeri yang besar. 

"Indonesia mempunyai ragam genetik yang sangat besar. Kalau kita kerjakan bersama-sama maka bisa menjadi satu komoditas untuk ekspor maupun dalam negeri yang luar biasa," kata Chandra G. Hendarto disela-sela acara Kontes Tanaman Hias Anthurium di Depok, Jawa Barat, Minggu.

Chandra mengatakan Kontes Tanaman Hias Anthurium ini dapat membangkitkan semangat semua stakeholder pada tanaman hias, khususnya anthurium untuk masa depan.

"Saya berharap Indonesia menjadi eksportir tanaman aroid pada umumnya dan anthurium pada khususnya menjadi nomor satu di dunia. Karena kita merasa kita punya potensi tinggal menggerakkan bersama-sama," jelas dia.

Baca juga: Ma'ruf Amin: Tanaman hias punya prospek cerah sebagai komoditas unggulan ekspor

Ketua Anthurium Jabodetabek, Agustinus menyatakan latar belakang acara ini tak lain untuk mengantisipasi perkembangan dan tren tanaman hias anthurium.

"Juga untuk mengakomodir jenis-jenis baru hingga para pemain baru tanaman hias khususnya anthurium," ungkapnya.

Antusiasme masyarakat terhadap tanaman jenis anthurium tak pernah surut. Ini tak lain karena bentuk dan posturnya yang menarik dan khas.

 "Terutama posturnya yang gagah. Tidak loyo, dari bawah ke atas seperti huruf V," imbuhnya.
 
Dewan Pembina Indonesian Aroid Society Chandra G. Hendarto (ANTARA/Foto: Feru Lantara)

Tak hanya itu, jenis-jenis dan warna anthurium sangat banyak. Bahkan, untuk satu biji anthurium bisa menghasilkan satu karakter tanaman.

 "Itu berarti kalau ada seribu biji maka ada seribu karakter. Luar biasa daya tariknya," ujarnya.

Baca juga: Bisnis tanaman Aglonema jadi solusi di masa pandemi COVID-19

Ia berharap dengan adanya acara ini dapat mengakomodir kebutuhan para penjual, penghobi, investor hingga para peserta kontes tanaman hias, khususnya anthurium untuk menyemarakkan pasar anthurium Indonesia.

"Khususnya secara ekologi yaitu terkait bibit-bibit baru anthurium. Kita mempertahankan kelangsungan tanaman hias Indonesia di dunia," ucapnya.

Anthurium juga memiliki daya tarik ekonomi yang menarik, mulai dari Rp 1 juta hingga mencapai Rp 300 juta bergantung ukuran dan jenisnya.

Acara kontes tanaman hias "Anthurium & Kita" merupakan gelaran yang rutin digelar per tahun dan berdampak positif terhadap nilai ekonomi. Chandra meyakini acara pada tahun 2020 dan 2021 nilainya di atas Rp 1 triliun.

Acara Kontes "Anthurium & Kita" diikuti sebanyak 200 peserta kontes yang terdiri atas berbagai kelas. Beberapa kontes yaitu kelas kuping gajah variegata - all size , kelas kuping gajah non Variegata - all size, kelas Jenmanii Variegata - panjang daun terakhir maximal 30 sentimeter.

Baca juga: Menkop sebut pasar tanaman hias jadi opsi pemulihan ekonomi

Selanjutnya kelas Jenmanii Non Variegata - panjang daun terakhir maksimal 30 sentimeter, kelas Mix Anthurium Variegata - all size (di luar Jenmanii, kuping gajah), dan kelas Mix Anthurium Non Variegata - all size (di luar Jenmanii, kuping gajah).

Adapun para pemenang memperebutkan juara 1 yaitu uang tunai senilai Rp 5 juta 6 kelas, sertifikat dan plakat. Juara 2 yaitu Rp 4 juta 6 kelas, sertifikat dan plakat, dan juara 3 yaitu Rp3 juta 6 kelas, sertifikat dan plakat.

Selanjutnya juara harapan 1 yaitu mendapatkan Rp2 juta 6 kelas, sertifikat dan plakat. Harapan 2 yaitu Rp1 juta 6 kelas, sertifikat dan plakat dan Best of Show Rp 5 juta, sertifikat dan plakat.

Kontes tanaman hias jenis anthurium kembali digelar di Godong Ijo, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Mengusung tema "Anthurium & Kita", acara ini disemarakkan dengan berbagai kegiatan mulai talkshow, hingga kontes tanaman hias digelar pada 24-27 November 2022.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022