Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pemuda dan Olahraga mendorong agar kegiatan pesantren kilat (Sanlat) Ramadhan diperluas pergerakannya hingga tingkat pedesaan karena diyakini dapat menjadi wadah menangkal paham radikalisme di kalangan pemuda.
"Kegiatan ini hendaknya tidak hanya terfokus di perkotaan saja, tetapi perlu diperluas hingga ke tingkat pedesaan," kata Staf Ahli Menpora Bidang Politik Yuni Poerwanti saat membuka kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda Se-Jabodetabek di Pusat Pemberdayan Pemuda dan Olahraga Nasional Cibubur, Jumat.
Menurut Yuni, mengantisipasi paham radikalisme dengan membangun karakter para pemuda melalui penguatan jiwa, mental dan spiritual, sehingga tidak mudah tersulut dengan paham-paham yang lain, baik itu radikalisme, pornografi maupun terorisme.
"Antisipasi paham radikalisme ini dimulai dari hati, yakni membangun karakter agar tidak menjadi pemuda `alay` sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh paham-paham lain," katanya.
Penyebarluasan Pancasila sebagai landasan negara dan pandangan hidup yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para pemuda pada saat ini menjadi keharusan.
"Sanlat Kepemudaan ini menjadi energi baru kita dalam menangkal radikalisme, kegiatan ini diharapkan mampu menyasar 62,5 juta pemuda di Tanah Air," katanya.
Yuni menambahkan, Kemenpora tidak bisa bekerja sendiri, perlu sinergi antara semua pihak, baik itu pemerintah daerah, kementerian terkait, untuk menangkal radikalisme.
Sanlat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda SE-Jabodetabek diikuti 200 peserta yang datang dari berbagai unsur mulai dari pelajar, mahasiswa, santri dan santriwati pondok pesantren, pemuda karang taruna, pemuda dhuafa dan anak yatim.
Ketua Panitia Ahmad Fahir mengatakan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya. Kegiatan tersebut telah dimulai sejak 2012 lalu.
"Tema yang kami pilih tahun ini menangkal radikalisme, salah satu tujuannya adalah membantu program besar pemerintah, agar pemuda punya visi nasionalisme, kebangsaan, sehingga tidak mempan dengan virus radikalisme maupun separatisme," katanya.
Menurut rencana kegiatan Sanlat Ramadhan Kepemimpinan ini pada pukul 14.00 WIB akan diisi pemberian spirit dan motivasi nasional oleh Menpora Imam Nachrowi yang akan memberikan arahan tentang "Penanaman Spirit Nasionalisme : Antisipasi Faham Radikal di Kalangan Pemuda".
Kegiatan Sanlat ini juga menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya KH As`ad Said Ali (Wakil Kepala BIN periode 1999-2008) yang juga pakar terorisme, Agus Lelana peneliti IPB, Nusron Wahid (mantan ketua umum PP Gerakan Pemuda Anshor) dan masih banyak lainnya.
Kegiatan Sanlat Ramadhan Kepemimpinan ini terselenggara atas kerja sama berbagi pihak yakni Yayasan At Tawassuth, Kemenpora, didukung Portal Berita megapolitan.antaranews.com sebagai media partner.
Kegiatan ini juga didukung sejumlah mitra kerja sama yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Kimia Farma, Maram Aquatic, APRIL, PCNU Kota Bogor, PT ANPA Internasional, dan PT Biofarma.
Kegiatan berlangsung selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu (11/6).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kegiatan ini hendaknya tidak hanya terfokus di perkotaan saja, tetapi perlu diperluas hingga ke tingkat pedesaan," kata Staf Ahli Menpora Bidang Politik Yuni Poerwanti saat membuka kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda Se-Jabodetabek di Pusat Pemberdayan Pemuda dan Olahraga Nasional Cibubur, Jumat.
Menurut Yuni, mengantisipasi paham radikalisme dengan membangun karakter para pemuda melalui penguatan jiwa, mental dan spiritual, sehingga tidak mudah tersulut dengan paham-paham yang lain, baik itu radikalisme, pornografi maupun terorisme.
"Antisipasi paham radikalisme ini dimulai dari hati, yakni membangun karakter agar tidak menjadi pemuda `alay` sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh paham-paham lain," katanya.
Penyebarluasan Pancasila sebagai landasan negara dan pandangan hidup yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para pemuda pada saat ini menjadi keharusan.
"Sanlat Kepemudaan ini menjadi energi baru kita dalam menangkal radikalisme, kegiatan ini diharapkan mampu menyasar 62,5 juta pemuda di Tanah Air," katanya.
Yuni menambahkan, Kemenpora tidak bisa bekerja sendiri, perlu sinergi antara semua pihak, baik itu pemerintah daerah, kementerian terkait, untuk menangkal radikalisme.
Sanlat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda SE-Jabodetabek diikuti 200 peserta yang datang dari berbagai unsur mulai dari pelajar, mahasiswa, santri dan santriwati pondok pesantren, pemuda karang taruna, pemuda dhuafa dan anak yatim.
Ketua Panitia Ahmad Fahir mengatakan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya. Kegiatan tersebut telah dimulai sejak 2012 lalu.
"Tema yang kami pilih tahun ini menangkal radikalisme, salah satu tujuannya adalah membantu program besar pemerintah, agar pemuda punya visi nasionalisme, kebangsaan, sehingga tidak mempan dengan virus radikalisme maupun separatisme," katanya.
Menurut rencana kegiatan Sanlat Ramadhan Kepemimpinan ini pada pukul 14.00 WIB akan diisi pemberian spirit dan motivasi nasional oleh Menpora Imam Nachrowi yang akan memberikan arahan tentang "Penanaman Spirit Nasionalisme : Antisipasi Faham Radikal di Kalangan Pemuda".
Kegiatan Sanlat ini juga menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya KH As`ad Said Ali (Wakil Kepala BIN periode 1999-2008) yang juga pakar terorisme, Agus Lelana peneliti IPB, Nusron Wahid (mantan ketua umum PP Gerakan Pemuda Anshor) dan masih banyak lainnya.
Kegiatan Sanlat Ramadhan Kepemimpinan ini terselenggara atas kerja sama berbagi pihak yakni Yayasan At Tawassuth, Kemenpora, didukung Portal Berita megapolitan.antaranews.com sebagai media partner.
Kegiatan ini juga didukung sejumlah mitra kerja sama yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Kimia Farma, Maram Aquatic, APRIL, PCNU Kota Bogor, PT ANPA Internasional, dan PT Biofarma.
Kegiatan berlangsung selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu (11/6).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016