Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyebutkan daerah setempat memiliki risiko tinggi bencana alam sehingga upaya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian itu harus terus ditingkatkan.

"Karawang memiliki tingkat kerawanan terjadinya bencana yang cukup tinggi, khususnya bencana banjir. Jadi kampanye upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana harus terus ditingkatkan," kata dia di Karawang, Jawa Barat, Kamis.

Ia menyampaikan hal tersebut karena Karawang diapit dua sungai besar, yakni Citarum dan Cibeet.

Baca juga: Pemkab Karawang aktifkan posko rawan bencana dan call center di tengah cuaca ekstrem
Baca juga: Banjir di Desa Karangligar Karawang mulai surut

Jika kedua sungai besar itu meluap, katanya, tentunya akan terjadi banjir.

Ia meminta semua pihak belajar dari pengalaman dalam menghadapi bencana yang pernah terjadi sebelumnya di Karawang.

Ia mengharapkan adanya saling berkoordinasi dan mempersiapkan diri oleh semua pihak dalam penanggulangan bencana alam yang kemungkinan terjadi di daerah itu selama cuaca ekstrem.

Pelaksana Tugas Kepala BPBD Karawang Yasin Nasrudin menyampaikan kewaspadaan atas kemungkinan terjadi bencana di daerah itu perlu dilakukan, karena dari laporan BMKG Provinsi Jawa Barat, Karawang akan mengalami cuaca ekstrem hingga lima hari ke depan.

Baca juga: BPBD Karawang bersama warga bersihkan longsoran di wilayah Tegalwaru

Ia menyebutkan puncak cuaca ekstrem di Jabar, khususnya di Karawang, terjadi pada akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023.

Seiring dengan hal tersebut, BPBD setempat akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak untuk bersiaga di sejumlah titik rawan bencana.

"Kita akan terus cek kondisi air Sungai Citarum dan Cibeet, karena keduanya mengalami luapan atau bawaan air dari wilayah Bogor dan Purwakarta," ujarnya.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022