Anggota DPR RI Dedi Mulyadi akan mem-"branding" nasi uduk yang dijual seorang pelajar berparas cantik di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sebagai dukungan kepada pelajar atau kaum muda yang memiliki jiwa entrepreneur.
"Biasanya anak seusia ini gengsinya tinggi, uang ingin, tapi kerja tidak mau. Tapi eneng hebat, tidak gengsian," kata Dedi, usai membeli nasi uduk yang disajikan Salmah Suci, pelajar kelas 2 di SMAN 3 Purwakarta, di Purwakarta, Senin.
Salmah Suci berjualan nasi uduk di depan rumahnya, di seberang Samsat Purwakarta. Sedangkan orang tuanya membuka warung, tepat di belakang tempat nasi uduknya.
Baca juga: Dedi Mulyadi memilih layani dan bahagiakan warga pada sidang perdana perceraiannya
Dedi mengaku salut kepada Salmah karena di usianya tidak malu berjualan nasi uduk membantu kedua orang tuanya.
Untuk itu, Dedi akan mulai mem-"branding" warung nasi uduk milik Salmah.
Baginya bukan urusan pedagangnya yang cantik dan rasa nasi uduknya yang enak melainkan semangat muda Salmah untuk membantu membesarkan usaha kedua orang tuanya.
Selain cantik, katanya, Salmah memiliki jiwa entrepreneur. Jadi patut didukung. Peran orang tua dan sekolah dinilai dapat memengaruhi pola pikir Salmah dalam menatap masa depan sehingga setelah usaha orang tuanya turun pada Salmah maka harus dilakukan pengembangan mulai dari tampilan hingga menu.
Baca juga: Anggota DPR temukan lubang besar pembuangan sampah dan limbah ilegal di Purwakarta
"Besok-besok harus mulai ditambah (porsi dagangan) karena pasti rame, terus ini harus mulai ditata warungnya agar lebih menarik karena yang jualan anak masa kini," katanya.
Nasi uduk tersebut dijual seharga Rp10 ribu satu porsi dengan lauk seperti orek tempe, telur balado hingga semur jengkol.
Dalam satu hari Salmah mampu menjual nasi uduk tersebut sebanyak 10 liter beras.
Dedi menceritakan bagaimana saat mem-"branding" Sate Cikuda di Subang. Dulu, warung sate tersebut kecil namun memiliki cita rasa yang enak sehingga Dedi kerap membawa teman-temannya makan di tempat tersebut.
Baca juga: Dedi Mulyadi minta perusahaan proyek KCIC perbaiki rumah rusak akibat pembangunan terowongan
Lambat laun warung sate tersebut terus berkembang dan semakin banyak masyarakat yang datang. Kini omzet penjualan Sate Cikuda bisa mencapai Rp10 juta-Rp15 juta per hari.
“Ini juga sama. Ini nasi uduk enak dan murah. Saya sering makan nasi uduk dan ini termasuk yang enak dan murah, bukan karena ada si eneng cantik loh,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022