Tim SAR gabungan pencarian korban bencana longsor dan hanyut di Kota Bogor dibubarkan setelah bertugas sepekan karena telah selesai menolong semua korban dan menemukan semua korban yang hilang pada Minggu (16/10). 

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Theofilo    Patrocinio Freitas di Kota Bogor, Minggu, mengatakan sebanyak 200 orang anggota  tim SAR gabungan akan kembali ke pos masing-masing kecuali sebagian yang masih bertugas di lokasi pengungsian longsor Gang Barjo RT03/RW02 Kampung Kebon Jahe, Kelurahan Kebonkalapa, Kecamatan Bogor Tengah di Masjid Jami Nurul Ikhlas Jalan Veteran. 

Tim SAR gabungan terdiri atas BPBD, Basarnas, TNI, Polri akan tetap siaga di tempatnya masing-masing mengingat cuaca ekstrem masih terjadi di wilayah Kota Bogor.

Baca juga: Pemkot Bogor minta maaf ke keluarga Adzra yang terperosok ke drainase akibat banjir

Musibah longsor dan banjir dalam sepekan ini di Kota Bogor telah menewaskan tujuh orang terdiri atas satu orang Bhabinkamtibmas Polsek Bogor Tengah bernama Jefri meninggal dunia di pemancingan Gang Kepatihan, Kelurahan Kebonkelapa, Kecamatan Bogor Tengah pada Selasa (11/10) sore. 

Kemudian empat orang korban longsor di Gang Barjo, Kelurahan Kebonkelapa, Kecamatan Bogor Tengah pada Rabu (12/10) sore atas nama Simah (79), Dini (54), Iwan (24) dan Warsih alias Cici (57). 

Baca juga: Hari ini Tim SAR temukan dua korban longsor Kebon Kelapa Kota Bogor

Ditambah satu orang korban banjir di Tegalega, Kecamatan Bogor Tengah (Kota Bogor pada Rabu (12/10) dan mahasiswa IPB Adzra Nabila korban terperosok drainase di belokan Jalan Dadali dan hanyut pada Rabu (12/10) sore dan ditemukan di aliran Bsnjir Kanal Barat di Tambora, Jakarta Barat, pada Minggu (16/10) pagi. 

Baca juga: Rektor IPB dan Wali Kota Bogor ikut hadir di pemakaman Adzra Nabila

"Kami mengapresiasi Tim SAR gabungan. Terima kasih atas kerja samanya. Kini kami kembali bertugas di kantor masing-masing tetapi terus berkoordinasi dan siaga," kata Theofilo. 

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan secara khusus terjadi di 24 provinsi dalam sepekan ke depan atau periode 15-21 Oktober 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual diikuti dari Jakarta, Jumat (14/10) sore, secara khusus menyoroti potensi cuaca ekstrem di wilayah 24 provinsi dalam periode tersebut, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung.

Cuaca ekstrem juga diprakirakan terjadi di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Baca juga: BPBD Kota Bogor: Jasad Adzra Nabila hanyut 80 kilometer selama lima hari



 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022