Jakarta (Antara Megapolitan) - Tiongkok menawarkan pinjaman sebanyak Rp80 triliun guna pembiayaan proyek kereta api Trans Sulawesi dan Trans Sumatera.
"Mereka berminat memberikan pinjaman luar negeri untuk dua proyek KA, Trans Sumatera dan Sulawesi, masing-masing sekitar Rp40 triliun," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, saat ini pihak Tiongkok masih mempelajari proyek tersebut dengan mengumpulkan studi-studi yang telah dilakukan oleh Kemenhub.
"Sekarang akan ditinjau ulang oleh mereka karena memang keperluannya. Mungkin studi-studi itu sudah lebih dari lima tahun, jadi harus dikaji ulang," katanya.
Dia menjelaskan di antara proyek tersebut, sebagian ada yang sudah melalui studi kelaikan (feasibility study) ada pula yang masih belum (pra-fs), sudah ditentukan trase dan ada pula yang sudah dikaji "detailed engineering design" (DED).
Prasetyo menyebutkan yang sudah tahap DED, di antaranya Trans Sumatera antara Rantau Rapat-Duri-Duri-Pekan Baru.
Dia berharap pengkajian studi oleh Tiongkok bisa segera dan tidak lebih dari setahun.
"Seharusnya untuk bisa ketemu mana yang dia minati sekaligus diberikan pinjaman luar negeri," katanya.
Dia mengungkapkan pihak Tiongkok sudah sempat mendatangi Kemenhub belum lama ini untuk meminta kajian studi Trans Sulawesi dan Trans Sumatera.
"Saya janji seharusnya bulan ini karena dia berminat untuk ke China Exim Bank," katanya.
Prasetyo mengatakan saat ini dokumen-dokumen tersebut masih di Sekretariat Ditjen saat pelaksanaan studi kelaikan.
"Seperti data trase ada di Direktorat Lalu Lintas, DED di prasarana, ini perlu waktu saya janji bulan ini kita bisa berikan," katanya.
Dia mengatakan peminjaman dana untuk pembiayaan proyek KA tersebut dilatarbelakangi oleh efisiensi biaya karena APBN 2016 dipotong sekitar 10 persen, atau Rp3 triliun dari Rp40 triliun.
Editor : M.Ali Khumaini
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016