Sukabumi (Antara Megapolitan) - Seorang warga Kampung Pulo, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Opan Opandi (62) meninggal dunia karena tertular rabies yang diakibatkan gigitan anjing rabies yang berkeliaran di permukiman warga.
"Korban yang tinggal di RT 01 RW 01, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah ini meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dan dari hasil pemeriksaan lansia ini positif rabies," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pernyataan Lingkangan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Harun Alrasyid di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, Opan meninggal dunia para Jumat (28/4) pagi, diduga sebelum menjalani perawatan medis di rumah sakit tersebut korban tidak mendapatkan pemulihan dengan diberikan vaksin secara tuntas sehingga virus rabiesnya terus berkembang di dalam tubuhnya.
Seharusnya, setelah digigit anjing rabies si korban mendapatkan vaksin selama tiga kali dalam kurun waktu 21 hari. Dan informasinya, almarhum Opan hanya mendapakan vaksin rabies sebanyak satu kali dan yang kedua dan ketiganya tidak mendapatkan vaksin.
Kasus kematian orang yang dikarenakan tertular rabies dari gigitan anjing rabies ini, dalam beberapa tahun terakhir baru kali ini terjadi. Diakuinya, hampir setiap tahun selalu saja ada warga yang digigit anjing rabies namun seluruhnya tertangani.
Sehingga virus rabies tersebut tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia. "Seharusnya, setelah terkena gigitan tersebut warga membilas luka dengan antiseptik dan berobat minimalnya ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin sebanyak tiga kali," tambahnya.
Harun mengatakan adapun ciri-ciri warga yang positif tertular rabies seperti demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perilaku agresif, dan takut terhadap air atau dikenal dengan hidrofobia.
"Namun yang paling terlihat perubahan sikap pada warga yang terserang rabies tersebut yakni takut air dan cahaya, sehingga pasien tersebut phobia jika melihat air dan cahaya," katanya.
Sementara, istri korban, Mimi mengatakan almarhum suaminya itu masuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi pada Selasa (26/4) karena mengalami kejang-kejang dan takut saat melihat air.
Suaminya itu, digigit anjing rabies tiga bulan yang lalu, namun penyakit rabiesnya itu mulai dirasakan beberapa pekan yang lalu. Bahkan, tidak hanya suaminya yang digigit anjing yang sama, tetapi ada belasan warga lainnya yang terkena gigitan.
Di tempat terpisah, Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Joni Setiawan mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, pasien meninggal dunia atas nama Opan Opandi positif rabies.
"Korban digigit pada tumit sebelah kanannya dan kondisi lukanya pun sudah parah. Namun penyebab kematiannya adalah Salifatik Rabies," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Korban yang tinggal di RT 01 RW 01, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah ini meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dan dari hasil pemeriksaan lansia ini positif rabies," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pernyataan Lingkangan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Harun Alrasyid di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, Opan meninggal dunia para Jumat (28/4) pagi, diduga sebelum menjalani perawatan medis di rumah sakit tersebut korban tidak mendapatkan pemulihan dengan diberikan vaksin secara tuntas sehingga virus rabiesnya terus berkembang di dalam tubuhnya.
Seharusnya, setelah digigit anjing rabies si korban mendapatkan vaksin selama tiga kali dalam kurun waktu 21 hari. Dan informasinya, almarhum Opan hanya mendapakan vaksin rabies sebanyak satu kali dan yang kedua dan ketiganya tidak mendapatkan vaksin.
Kasus kematian orang yang dikarenakan tertular rabies dari gigitan anjing rabies ini, dalam beberapa tahun terakhir baru kali ini terjadi. Diakuinya, hampir setiap tahun selalu saja ada warga yang digigit anjing rabies namun seluruhnya tertangani.
Sehingga virus rabies tersebut tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia. "Seharusnya, setelah terkena gigitan tersebut warga membilas luka dengan antiseptik dan berobat minimalnya ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin sebanyak tiga kali," tambahnya.
Harun mengatakan adapun ciri-ciri warga yang positif tertular rabies seperti demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perilaku agresif, dan takut terhadap air atau dikenal dengan hidrofobia.
"Namun yang paling terlihat perubahan sikap pada warga yang terserang rabies tersebut yakni takut air dan cahaya, sehingga pasien tersebut phobia jika melihat air dan cahaya," katanya.
Sementara, istri korban, Mimi mengatakan almarhum suaminya itu masuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi pada Selasa (26/4) karena mengalami kejang-kejang dan takut saat melihat air.
Suaminya itu, digigit anjing rabies tiga bulan yang lalu, namun penyakit rabiesnya itu mulai dirasakan beberapa pekan yang lalu. Bahkan, tidak hanya suaminya yang digigit anjing yang sama, tetapi ada belasan warga lainnya yang terkena gigitan.
Di tempat terpisah, Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Joni Setiawan mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, pasien meninggal dunia atas nama Opan Opandi positif rabies.
"Korban digigit pada tumit sebelah kanannya dan kondisi lukanya pun sudah parah. Namun penyebab kematiannya adalah Salifatik Rabies," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016