Bogor (Antara Megapolitan) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melakukan kunjungan kerja ke lokasi tambang emas PT Aneka Tambang Persero Tbk (Antam) di Gunung Pongkor Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu.

Kunjungan kerja itu dalam rangka peresmian pabrik pemanfaatan tailing (limbah tambang) pertama di Indonesia yang dikembangkan oleh Antam dengan nama Green Fine Aggragate (GFA).

"Peluang pemanfaatan tailing sangat besar, tetapi harus memenuhi standar nasional, agar produk turunan yang dihasilkan aman dan terjamin untuk masyarakat," kata Siti Nurbaya.

Menurut dia, penanganan limbah tambang (tailing) harus berkaitan dengan kehidupan masyarakat, bagaimana mendorong limbah tambang dalam memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

"Pemanfaatan tailing menjadi komponen bangunan ini menjadi basis pengembangan wilayah, dan masyarakat harus mendapat manfaat dari aktivitas tersebut," kata Siti.

PT Antam mengembangkan material sisa proses pemisahan mineral emas dan perak dari biji (ore) atau limbah tambang yang disebut tailing menjadi komponen bahan bangunan yang terdiri dari 22 jenis.

Komponen bahan bangunan tersebut berupa batako, paving block, conblock, kanstein, bata ringan, bata press, panel/tiang beton, rigid pavement untuk jalan, u-ditch, v-ditch, ubin beton, genteng serta ornamen beton dan media jalan.

Sebelum meresmikan pabrik pemanfaatan tailing, Menteri LHK meninjau salah satu lubang tambang yang dikelola PT Antam. Menteri LHK bersama rombongan menggunakan kereta pengangkut pekerja masuk ke dalam lubang selama kurang lebih 30 menit.

Menteri LHK juga melihat aktivitas kereta yang membawa beberapa gerbong berisi material ore yang terdapat kandungan emas keluar dari lubang penambangan.

Menurut Direktur Utama PT Antam, Tedy Badrujaman, 90 persen material tambang tersebut adalah tailing, sisanya yang mengandung emas. Tailing tersebut menjadi limbah yang ditampung dalam sebuah dam berukuran besar.

"Dari 90 persen tailing tersebut, sebanyak 60 persen kita gunakan untuk menutup lubang tambang, dan sisanya kita olah untuk komponen bahan bangunan," kata Tedy Badrujaman.

Menurut dia, pemanfaatan tailing untuk bahan bangunan menjadi inovasi yang dikembangkan Antan dalam bidang pengelolaan lingkungan yang merupakan salah satu implementasi pelaksanaan praktik penambangan yang baik di Antam.

"Kami senantiasa menekan dampak lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas penambangan emas, salah satunya dengan pemanfaatan tailing ini," katanya.

Tedy menambahkan dengan memanfaatkan GFA menjadi material siap pakai, diharapkan mampu memberikan nilai tambah secara sosial dan ekonomi.

"Ini baru uji coba, kami fokuskan untuk kegiatan CSR belum untuk komersialisasi. Untuk menuju itu, perlu dilakukan standardisasi, maka itu kami menghadirkan Badan Standarisasi Nasional untuk hadir ke sini," katanya.

Hadir juga dalam peresmian pabrik pemanfaatan tailing PT Antam itu, Kepala BSN Bambang Prasetyo yang menyatakan komponen bahan bangunan yang dihasilkan dari tailing tersebut telah memenuhi standar.

"Semua produk sudah memenuhi standar, tinggal menerbitkan sertifikatnya saja," kata dia. ***3***

T.KR-LR









(T.KR-LR/B/A039/A039) 09-04-2016 19:19:53

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016