Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rudy Susmanto mendorong pemerintah setempat membuat peta mitigasi bencana karena daerahnya masuk dalam kategori wilayah rawan bencana.
"Segera membuat peta mitigasi bencana Se-Kabupaten Bogor secara detail, karena Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri belum punya," ungkapnya di Cibinong, Bogor, Jumat.
Menurutnya, ketika Kabupaten Bogor sudah memiliki peta mitigasi bencana secara detail, pemerintah bisa membuat kampung tangguh bencana di beberapa desa secara efektif berdasarkan peta.
"Jadi kita bisa mengklasifikasi bencananya apa, titiknya di mana. walaupun sekarang sudah ada tapi masih parsial, belum se-Kabupaten Bogor," terangnya.
Baca juga: DPRD Kabupaten Bogor dorong Pemkab tingkatkan intensitas mitigasi bencana
Baca juga: Ancaman bencana di Bogor diprediksi tahun ini berlanjut hingga April
Rudy meyakini bahwa Pemkab Bogor tak terkendala dalam hal penganggaran untuk menyusun peta mitigasi bencana secara utuh di 432 desa/kelurahan dari 40 kecamatan.
"Kalau bicara penganggaran, anggaran kita selalu siap. Kalau bicara anggaran tidak siap, berarti kan tidak ada Silpa. Silpa tiap tahun masih ada, berarti kan harus menganggarkan yang prioritas," kata Rudy.
Sementara, Pemkab Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada sebanyak 1.283 kejadian bencana selama tahun 2021.
"Ada 1.283 bencana yang terjadi. Itu tersebar di 320 desa dan kelurahan yang ada di 40 kecamatan di Kabupaten Bogor," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan.
Baca juga: DPR berpesan kepada BPBD Kabupaten Bogor soal mitigasi bencana
Menurutnya, dari total 1.283 bencana, tanah longsor menjadi kategori bencana alam yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor sepanjang tahun lalu, yakni sebanyak 513 kejadian, disusul angin kencang sebanyak 449 bencana, dan 112 bencana banjir.
Yani Hassan menyebutkan bahwa sedikitnya ada 74.084 warga yang menjadi korban bencana dalam setahun di Kabupaten Bogor.
"Dari 74.084 warga yang menjadi korban, 28 warga meninggal dunia, 1 luka berat, 3 luka sedang, 15 luka ringan, 559 warga mengungsi," papar Yani Hassan.(KR-MFS)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Segera membuat peta mitigasi bencana Se-Kabupaten Bogor secara detail, karena Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri belum punya," ungkapnya di Cibinong, Bogor, Jumat.
Menurutnya, ketika Kabupaten Bogor sudah memiliki peta mitigasi bencana secara detail, pemerintah bisa membuat kampung tangguh bencana di beberapa desa secara efektif berdasarkan peta.
"Jadi kita bisa mengklasifikasi bencananya apa, titiknya di mana. walaupun sekarang sudah ada tapi masih parsial, belum se-Kabupaten Bogor," terangnya.
Baca juga: DPRD Kabupaten Bogor dorong Pemkab tingkatkan intensitas mitigasi bencana
Baca juga: Ancaman bencana di Bogor diprediksi tahun ini berlanjut hingga April
Rudy meyakini bahwa Pemkab Bogor tak terkendala dalam hal penganggaran untuk menyusun peta mitigasi bencana secara utuh di 432 desa/kelurahan dari 40 kecamatan.
"Kalau bicara penganggaran, anggaran kita selalu siap. Kalau bicara anggaran tidak siap, berarti kan tidak ada Silpa. Silpa tiap tahun masih ada, berarti kan harus menganggarkan yang prioritas," kata Rudy.
Sementara, Pemkab Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada sebanyak 1.283 kejadian bencana selama tahun 2021.
"Ada 1.283 bencana yang terjadi. Itu tersebar di 320 desa dan kelurahan yang ada di 40 kecamatan di Kabupaten Bogor," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan.
Baca juga: DPR berpesan kepada BPBD Kabupaten Bogor soal mitigasi bencana
Menurutnya, dari total 1.283 bencana, tanah longsor menjadi kategori bencana alam yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor sepanjang tahun lalu, yakni sebanyak 513 kejadian, disusul angin kencang sebanyak 449 bencana, dan 112 bencana banjir.
Yani Hassan menyebutkan bahwa sedikitnya ada 74.084 warga yang menjadi korban bencana dalam setahun di Kabupaten Bogor.
"Dari 74.084 warga yang menjadi korban, 28 warga meninggal dunia, 1 luka berat, 3 luka sedang, 15 luka ringan, 559 warga mengungsi," papar Yani Hassan.(KR-MFS)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022