Depok (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, melakukan pengkajian untuk mempertimbangkan kerja sama pengelolaan sampah dengan Kota Osaki, Jepang.
"Saya belum bisa menyatakan setuju atau tidak kerja sama pengelolaan sampah dengan Osaki. Jangan terburu-buru harus dipelajari terlebih dahulu nanti repot jika ada masalah dikemudian hari," kata Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad usai menerima kunjungan Pemerintah Kota Osaki Jepang di Balaikota Depok, Kamis.
Wali kota mempertanyakan kerja sama ini bentuknya seperti apa, apakah hibah utang ataupun profit sharing. Selain itu jug bagaimana regulasi tentang sampah harus dijelaskan semuanya.
"Regulasi persampahan ini harus jelas terlebih dahulu agar tidak ada permasalahan ke depan," katanya.
Dalam pengelolaan sampah katanya diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi, penyediaan tanah untuk recycle center yang luasnya mencapai 3.500 per segi harus juga dipertimbangkan akses jalan bagi masyarakat.
"Jangan sampai recycle center tidak efektif," katanya.
Selain itu katanya yang perlu dipikirkan adalah pembangunan infrastruktur recycle center tidak menganggu aktivitas masyarakat dan tentunya sumber daya manusia harus disiapkan.
"Pembangunan recycle center harus dipadukan dengan ruang terbuka hijau," katanya.
Sementara itu Kepala Pekerjaan Umum Kota Osaki Jepang, Katsuya Tokurei mengatakan pengelolaan sampah ini merupakan program JICA dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kota Depok terpilih menjadi kota percontohan pengelolaan sampah recycle center, karena mempunyai pengelolaan sampah yang baik.
"Ini merupakan bantuan fasilitas yang kedua bagi Depok dan diharapkan menjadi kota percontohan pengelolaan sampah di Indonesia lainnya," katanya.
Ia mengatakan pihaknya berupaya memberikan pendidikan kemasyarakat untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA hingga mencapai 80 persen.
"Memang yang penting adalah memilah sampah dilingkungan rumah tangga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Saya belum bisa menyatakan setuju atau tidak kerja sama pengelolaan sampah dengan Osaki. Jangan terburu-buru harus dipelajari terlebih dahulu nanti repot jika ada masalah dikemudian hari," kata Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad usai menerima kunjungan Pemerintah Kota Osaki Jepang di Balaikota Depok, Kamis.
Wali kota mempertanyakan kerja sama ini bentuknya seperti apa, apakah hibah utang ataupun profit sharing. Selain itu jug bagaimana regulasi tentang sampah harus dijelaskan semuanya.
"Regulasi persampahan ini harus jelas terlebih dahulu agar tidak ada permasalahan ke depan," katanya.
Dalam pengelolaan sampah katanya diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi, penyediaan tanah untuk recycle center yang luasnya mencapai 3.500 per segi harus juga dipertimbangkan akses jalan bagi masyarakat.
"Jangan sampai recycle center tidak efektif," katanya.
Selain itu katanya yang perlu dipikirkan adalah pembangunan infrastruktur recycle center tidak menganggu aktivitas masyarakat dan tentunya sumber daya manusia harus disiapkan.
"Pembangunan recycle center harus dipadukan dengan ruang terbuka hijau," katanya.
Sementara itu Kepala Pekerjaan Umum Kota Osaki Jepang, Katsuya Tokurei mengatakan pengelolaan sampah ini merupakan program JICA dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kota Depok terpilih menjadi kota percontohan pengelolaan sampah recycle center, karena mempunyai pengelolaan sampah yang baik.
"Ini merupakan bantuan fasilitas yang kedua bagi Depok dan diharapkan menjadi kota percontohan pengelolaan sampah di Indonesia lainnya," katanya.
Ia mengatakan pihaknya berupaya memberikan pendidikan kemasyarakat untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA hingga mencapai 80 persen.
"Memang yang penting adalah memilah sampah dilingkungan rumah tangga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016