Kegiatan Earth Hour Depok yaitu mematikan lampu selama satu jam pada Sabtu malam (19/3) pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB dipusatkan di Taman Lembah Gurame, Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat.
Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad mengatakan inti dari kegiatan Earth Hour adalah kita diajak untuk melakukan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini bukan sekadar mematikan lampu 60 menit saja, tapi ini adalah sebuah kampanye untuk penghematan energi.
Pemerintah Kota Depok katanya mendukung segala upaya untuk melakukan penghematan energi.
Untuk itu ia berharap masyarakat seharusnya mulai melakukan penghematan energi dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu misalnya mematikan lampu yang tidak dipakai.
Selain itu juga mencopot stop kontak yang tidak digunakan, menggunakan pendingin ruangan dengan suhu 25 derajat celcius.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok Jawa Barat Wijayanto mengatakan kegiatan Earth Hour dijadikan simbol penghematan energi.
"Kegiatan Earth hour bukan hanya sekedar mematikan lampu selama satu jam saja, tetapi lebih dari itu yaitu untuk melakukan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Ia mengatakan suhu udara di bumi mengalami kenaikan 2 derajat celcius, sehingga kita merasa udara saat ini semakin panas.
"Inilah yang dinamakan pemanasan global, dan kita perlu mengantisipasinya dari sekarang," ujarnya.
Menurut dia pemanasan global ini banyak dipengaruhi oleh pembakaran fosil, sehingga emisi gas buang tinggi.
"Di lalu lintas yang padat polusi udara sangat tinggi," katanya.
Namun Wijayanto juga memahami masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan kegiatan Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam.
"Mungkin saja masyarakat ini tak sadar, atau ada keperluan tertentu yang memerlukan, atau juga sosialisasi kegiatan ini yang tak sampai," katanya.
Humas Relawan Earth Hour Depok, Zaskia Hidayati mengatakan kegiatan ini juga diikuti oleh ikon-ikon Kota Depok, perkantoran, restoran, cafe, dan pertokoan yang sudah bekerja sama dengan Earth Hour Depok.
Ia mengatakan kegitan ini juga dilakukan di ikon atau ciri khas Kota Depok seperti Garuda Salak perbatasan Depok-Jakarta, Tugu Belimbing Juanda, Perpustakaan UI, Tugu Grand Depok City, Masjid Kubah Emas, dan Taman-Taman di Kota Depok.
Diharapkan kegiatan Earth Hour ini bisa menjangkau sebanyak mungkin publik (individu, rumah tangga, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintah) untuk memadamkan lampu pada Sabtu (19/3) pada pukul 20.30 - 21.30 WIB.
Menurut dia kegiatan earth hour ini untuk mengedukasi publik tentang dampak perubahan iklim dan apa yang bisa dilakukan dalam mengubah gaya hidup di kehidupan sehari-hari dalam mengurangi emisi karbondioksida.
Ia mengatakan perubahan iklim merupakan salah satu ancaman kehidupan di bumi yang paling signifikan. Seiring berjalannya waktu dampak perubahan iklim semakin dirasakan banyak masyrakat di seluruh dunia.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
"Salah satu cara untuk menghambat percepatan sumbernya adalah dengan mengajak setiap individu melakukan perubahan gaya hidup ke gaya hidup yang ramah lingkungan," katanya.
Earth Hour adalah salah satu kampanye global WWF yang mengajak setiap individu, rumah tangga, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintah di seluruh dunia untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan cara mulai bergaya hidup hijau.
Empat fokus utama Earth Hour adalah Energi Listrik dan Air, Transportasi Publik, Sampah dan Plastik, serta Kertas dan Tisu. Earth Hour mencoba menyadarkan masyarakat akan dampak dari perubahan iklim melalui kegiatan Selebrasi Earth Hour Depok.
"Perlu disinergikan kembali kerjasama dari masyarakatnya juga, sehingga impian tersebut dapat terwujud," katanya.
Earth Hour adalah salah satu kampanye global WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintah di seluruh dunia untuk turut peduli terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Aksi ini pertama kali dilakukan tahun 2007 di Sidney, Australia dan mulai dilakukan di Indonesia pada 2009. Dimulai dari Jakarta, tahun 2016 Earth Hour Indonesia berhasil merambah ke kota-kota lainnya. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016