Sime Darby Plantation, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia di bidang perkebunan membutuhkan sedikitnya 6.000 orang pekerja migran Indonesia (PMI), untuk memanen buah kelapa sawit hingga akhir 2022.

"Sampai akhir tahun, kebutuhan kami kurang lebih 6.000 orang, dan diutamakan tenaga kerja Indonesia, khususnya dari NTB," kata Hubungan Masyarakat Sime Darby Plantation, Mohammad Azan Bin Yaacob, usai pelepasan sebanyak 150 calon PMI asal NTB, di Mataram, Kamis (23/6).

Ia mengatakan dari 6.000 orang tenaga kerja Indonesia yang dibutuhkan untuk memanen buah kelapa sawit hingga akhir 2022, diharapkan sebesar 65 persen diisi oleh warga NTB.

Saat ini, lanjut dia, ada sekitar 20 ribu pekerja migran Indonesia yang bekerja di Sime Darby Plantation. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen adalah warga NTB, sisanya dari Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi yang ditempatkan di Malaysia Timur.

Sime Darby Plantation tertarik mempekerjakan warga NTB karena rata-rata sudah memiliki pengalaman bekerja di Malaysia. Selain itu, mereka sudah pandai bekerja, meskipun ada yang tergolong baru di ladang sawit.

Dalam hal perekrutan calon pekerja migran Indonesia, Mohd Azan Bin Yaacob menegaskan bahwa yang diutamakan adalah etika dan tidak membebani calon pekerja dari sisi biaya apa pun, baik pengurusan dokumen, pemeriksaan kesehatan hingga biaya pemberangkatan dari daerah asal sampai di Malaysia

Baca juga: BP2MI: 250 PMI dipulangkan dari Malaysia dijadwalkan tiba pekan depan
Baca juga: Kapal pembawa 30 PMI ilegal tujuan Malaysia kecelakaan di Batam
Baca juga: 14 pekerja migran NTB korban kapal tenggelam di Malaysia


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sime Darby Malaysia butuh 6.000 PMI hingga akhir 2022

Pewarta: Awaludin

Editor : Riza Harahap


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022