Fakultas Ilmu Keperawatan bekerja sama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia didukung oleh Direktorat Riset dan Pengembangan Universitas Indonesia (DRPM UI) mengadakan Webinar bertajuk “Peningkatan Kompetensi dan Perawat antar Negara G-20 Dalam Arsitektur Kesehatan Global”.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI drg. Arianti Anaya MKM dalam paparannya, Kamis menekankan pentingnya transformasi SDM kesehatan adalah salah satu kunci penting dalam membangun kompetensi kesehatan.
Webinar ini diinisiasi oleh Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc dan Ns.Yudi Ariesta Chandra,S.Kep, Ph.D. dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Prof. Fatma Lestari, M.Si, Ph.D. dan Andrio Adiwibowo, S.Si, M.Sc. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Kebijakan Berbasis Riset (Research Based Policy) G20 Tahun 2022. Webinar ini mengundang seluruh praktisi di bidang keperawatan baik tingkat nasional maupun internasional.
Adapun diharapkan webinar ini dapat menjadi forum strategis bersama untuk merumuskan dan merekomendasikan berbagai kebijakan sistem kesehatan global yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dan resiliensi perawat antar negara G20.
Baca juga: HUT ke-47 PPNI, perawat di Kota Bogor dilayani makan siang oleh wali kota
Webinar diselenggarakan dalam 2 sesi yang mencakup sesi diskusi grup terarah (FGD) dengan para fasilitator dan sesi webinar dengan narasumber yaitu drg. Arianti Anaya MKM, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dr. Servulus Bobo Riti S.Pd. MM, Direktur Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Dr. Harif Fadhillah SKp., SH., MKep. MH, Ketua Umum DPP PPNI, Ns. Mohamad Yusuf, S.Kp., RN. Perawat Diaspora, dan Ai Tanimizu, RN., BSc., MN, WHO-SEARO nursing technical officer.
Webinar ini sendiri dibuka oleh drg. Masita Mandasari PhD. S.PM Kepala SubDirektorat DRPM UI dan Agus Setiawan, SKp. Mn., Dn Dekan Fakultas Keperawatan UI.
Peserta yang hadir pada webinar ini mencapai 223 peserta meliputi perwakilan keperawatan di tingkat nasional dan internasional (negara G-20), Alumni Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Perwakilan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Selanjutnya Himpunan dan Ikatan Perawat Indonesia sebagai Badan Kelengkapan PPNI, termasuk Perawat Manajer Indonesia (HPMI), Institusi Pendidikan Keperawatan (AIPNI, dan AIPVIKI), para perawat praktisi, perawat akademisi, perwakilan Rumah Sakit dan Puskesmas, mahasiswa keperawatan, dan pemerhati profesi keperawatan.
Baca juga: Indonesia-Jepang siapkan program pelatihan perawat untuk lansia Jepang
Untuk mendukung kompetensi kesehatan Dr. Servulus Bobo Riti S.Pd. M mengutarakan bahwa BP2MI sudah berkolaborasi dengan Amerika Serikat dan Australia.
Sedangkan Prof. Achir Yani S. Hamid menekankan bahwa kompetensi SDM keperawatan harus disiapkan dalam menghadapi globalisasi.
Selanjutnya Ai Tanimizu, RN., BSc., MN menegaskan bahwa “Data is crucial for health care planning”.
Dr. Harif Fadhillah SKp., SH., MKep. MH menginformasikan PPNI memberikan dukungan agar perawat dapat bersaing secara global.
Berdasarkan pengalaman perawat Diaspora, Ns. Mohamad Yusuf, S.Kp., RN menginformasikan pemerintah Jepang sudah sangat mendukung pengembangan kompetensi perawat migran.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI drg. Arianti Anaya MKM dalam paparannya, Kamis menekankan pentingnya transformasi SDM kesehatan adalah salah satu kunci penting dalam membangun kompetensi kesehatan.
Webinar ini diinisiasi oleh Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc dan Ns.Yudi Ariesta Chandra,S.Kep, Ph.D. dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Prof. Fatma Lestari, M.Si, Ph.D. dan Andrio Adiwibowo, S.Si, M.Sc. dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Kegiatan ini merupakan bagian dari Hibah Kebijakan Berbasis Riset (Research Based Policy) G20 Tahun 2022. Webinar ini mengundang seluruh praktisi di bidang keperawatan baik tingkat nasional maupun internasional.
Adapun diharapkan webinar ini dapat menjadi forum strategis bersama untuk merumuskan dan merekomendasikan berbagai kebijakan sistem kesehatan global yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dan resiliensi perawat antar negara G20.
Baca juga: HUT ke-47 PPNI, perawat di Kota Bogor dilayani makan siang oleh wali kota
Webinar diselenggarakan dalam 2 sesi yang mencakup sesi diskusi grup terarah (FGD) dengan para fasilitator dan sesi webinar dengan narasumber yaitu drg. Arianti Anaya MKM, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dr. Servulus Bobo Riti S.Pd. MM, Direktur Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI, Dr. Harif Fadhillah SKp., SH., MKep. MH, Ketua Umum DPP PPNI, Ns. Mohamad Yusuf, S.Kp., RN. Perawat Diaspora, dan Ai Tanimizu, RN., BSc., MN, WHO-SEARO nursing technical officer.
Webinar ini sendiri dibuka oleh drg. Masita Mandasari PhD. S.PM Kepala SubDirektorat DRPM UI dan Agus Setiawan, SKp. Mn., Dn Dekan Fakultas Keperawatan UI.
Peserta yang hadir pada webinar ini mencapai 223 peserta meliputi perwakilan keperawatan di tingkat nasional dan internasional (negara G-20), Alumni Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Perwakilan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Selanjutnya Himpunan dan Ikatan Perawat Indonesia sebagai Badan Kelengkapan PPNI, termasuk Perawat Manajer Indonesia (HPMI), Institusi Pendidikan Keperawatan (AIPNI, dan AIPVIKI), para perawat praktisi, perawat akademisi, perwakilan Rumah Sakit dan Puskesmas, mahasiswa keperawatan, dan pemerhati profesi keperawatan.
Baca juga: Indonesia-Jepang siapkan program pelatihan perawat untuk lansia Jepang
Untuk mendukung kompetensi kesehatan Dr. Servulus Bobo Riti S.Pd. M mengutarakan bahwa BP2MI sudah berkolaborasi dengan Amerika Serikat dan Australia.
Sedangkan Prof. Achir Yani S. Hamid menekankan bahwa kompetensi SDM keperawatan harus disiapkan dalam menghadapi globalisasi.
Selanjutnya Ai Tanimizu, RN., BSc., MN menegaskan bahwa “Data is crucial for health care planning”.
Dr. Harif Fadhillah SKp., SH., MKep. MH menginformasikan PPNI memberikan dukungan agar perawat dapat bersaing secara global.
Berdasarkan pengalaman perawat Diaspora, Ns. Mohamad Yusuf, S.Kp., RN menginformasikan pemerintah Jepang sudah sangat mendukung pengembangan kompetensi perawat migran.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022