Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan (BPBD Sumsel) memetakan tujuh kawasan di provinsi tersebut yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2022.
Daerah rawan karhutla tersebut tersebar di tujuh Kabupaten yakni Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, PALI, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Lahat, kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori di Palembang, Rabu.
Menurut Ansori, ketujuh daerah tersebut dikategorikan rawan karhutla berdasarkan perhitungan secara letak geografis yang memiliki lahan gambut relatif luas.
Sehingga upaya pencegahan karhutla di masing-masing kawasan itu harus menjadi perhatian khusus seiring memasuki musim kemarau yang puncaknya diprediksi berlangsung pada Agustus mendatang.
“Meski saat ini masih pancaroba berdasarkan catatan kami sejak awal tahun titik panas yang terpantau totalnya sebanyak 608 titik," kata dia, titik panas itu tersebar di beberapa wilayah di Sumsel kecuali di Palembang namun tidak selalu berujung kepada karhutla.
Ia memastikan BPBD Sumsel sudah menyiagakan personel lengkap dengan peralatan penunjang seperti arahan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur terkait siaga karhutla.
"Mereka akan diturunkan menyesuaikan ekskalasi di lapangan bila kondisi (karhutla) masih kecil, masih menjadi tanggung jawab daerah tersebut, tentu, kami juga telah mengajukan penggunakan delapan unit helikopter water boombing kepada pemerintah pusat,” ujarnya.
Baca juga: Pemetaan bencana karhutla di Riau sudah berstandar Nasional Indonesia (SNI)
Baca juga: KLHK terus siaga antisipasi karhutla memasuki musim kemarau
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini karhutla di wilayah NTT
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Daerah rawan karhutla tersebut tersebar di tujuh Kabupaten yakni Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, PALI, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Lahat, kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori di Palembang, Rabu.
Menurut Ansori, ketujuh daerah tersebut dikategorikan rawan karhutla berdasarkan perhitungan secara letak geografis yang memiliki lahan gambut relatif luas.
Sehingga upaya pencegahan karhutla di masing-masing kawasan itu harus menjadi perhatian khusus seiring memasuki musim kemarau yang puncaknya diprediksi berlangsung pada Agustus mendatang.
“Meski saat ini masih pancaroba berdasarkan catatan kami sejak awal tahun titik panas yang terpantau totalnya sebanyak 608 titik," kata dia, titik panas itu tersebar di beberapa wilayah di Sumsel kecuali di Palembang namun tidak selalu berujung kepada karhutla.
Ia memastikan BPBD Sumsel sudah menyiagakan personel lengkap dengan peralatan penunjang seperti arahan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur terkait siaga karhutla.
"Mereka akan diturunkan menyesuaikan ekskalasi di lapangan bila kondisi (karhutla) masih kecil, masih menjadi tanggung jawab daerah tersebut, tentu, kami juga telah mengajukan penggunakan delapan unit helikopter water boombing kepada pemerintah pusat,” ujarnya.
Baca juga: Pemetaan bencana karhutla di Riau sudah berstandar Nasional Indonesia (SNI)
Baca juga: KLHK terus siaga antisipasi karhutla memasuki musim kemarau
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini karhutla di wilayah NTT
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022