Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, akan menyiapkan operasi pasar secara tertutup dengan jenis tertentu untuk mengendalikan harga pasar yang mengalami lonjakan.

"Situasi harga pasar saat ini memungkinkan kami untuk segera melaksanakan OP," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Bogor, Mangahit Sinaga kepada Antara, di Bogor, Selasa.

Ia mengatakan operasi pasar akan dilakukan secara tertutup dengan satu komoditas. Jika dalam pelaksanaan OP pertama tidak berhasil, bisa memungkinkan melakukan OP dengan komoditi lainnya.

"OP ini untuk mengantisipasi jangan ada peningkatan gejolak harga di pasar," katanya.

Menurutnya, harga sejumlah kebutuhan pokok di tujuh pasar tradisional Kota Bogor mengalami kenaikan mencapai 10 persen seperti beras jenis IR 64 kini dijual seharga Rp10.000 per kg.

"Kenaikan beras mempengaruhi daya beli masyarakat, selagi masih bisa membeli beras, bisa bertahan hidup, dibanding kenaikan harga cabai, telor dan daging bisa diganti dengan bahan lainnya," kata dia.

Ia mengatakan Disperindag Kota Bogor terus melakukan pemantauan 45 jenis kebutuhan pokok yang dilaporkan setiap pekannya. Kenaikan harga beras sudah terjadi selama dua pakan ini.

Untuk harga daging, katanya, daging sapi dijual Rp110 ribu per kg, daging ayam broiler Rp40.000 per kg, dan ayam kampung Rp65.000 per kg. Harga ikan tongkol Rp50.000 per kg.

Harga cabai juga masih tinggi, disejumlah pasar harganya bervariasi, seperti di Pasar Kebon Kembang, cabai merah keriting dijual Rp32.000 per kg, di Pasar Sukasari Rp35.000 per kg. Cabai merah biasa rata-rata Rp32.500 per kg, dan cabai rawit merah Rp47.000 per kg, dan cabai rawit Rp20.000 per kg.

Harga telur juga masih tinggi yakni berkisar antara Rp25.000 hingga Rp24.000 per kg.

Menurut Sinaga, kenaikan harga dipengaruhi oleh pasokan berkurang akibat musim panen yang belum tiba.

"Biasanya sampai bulan Maret stok pangan akan berkurang, yang menyebabkan kenaikan harga. Dan pedagang yang menaikkan harga karena mencari keuntungan, dan tidak memiliki pengertian, harusnya BBM turun harga juga turun, tetapi saat ini tidak berpengaruh pada BBM," katanya.

Sinaga menambahkan, kenaikan harga di pasar lebih dikendalikan oleh mekanisme pasar. Oleh karena itu, untuk mengendalikan harga agar tidak terus melonjak, Pemerintah Kota Bogor, akan menyiapkan operasi pasar.

"Kapan waktunya akan kami sampaikan nanti karena tidak efektif jika operasi pasar diumumkan waktu pelaksanaannya," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016