Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pertanian bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, serta Pemerintah DKI Jakarta akan bekerja sama mengembangkan peternakan sapi lokal unggul di sejumlah daerah.
"Tahun ini daerah pengembangan dilaksanakan di NTT, NTB, Sulawesi Selatan, dan Lampung," kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungan kerjanya ke laboratorium pembibitan sapi lokal milik PT Karya Anugerah Rupin (KAR), Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Dikatakannya, pengembangan peternakan sapi lokal unggul tersebut akan mengadopsi penerapan teknologi pembibitan sapi lokal yang dilaksanakan oleh PT KAR. Demplot akan diterapkan di sejumlah wilayah pengembangan peternakan tersebut.
"Kita akan kembangkan demplot-demplot ini," katanya.
Ia mengatakan, Kementerian Pertanian menyediakan lahan seluas satu juta hektar untuk pengembangan peternakan sapi lokal unggul tersebut, bekerja sama dengan Meristek-PT dan LIPI sebagai penyedia teknologi inovasi.
"Di masing-masing daerah akan ada pihak swasta yang mengembangkan demplot sapi lokal unggul ini, tidak hanya PT KAR saja," katanya.
Menurutnya, PT KAR telah berhasil mengembangkan pembibitan sapi lokal unggul yang berkualitas, dengan bobot bisa mencapai 700 kg. Selain itu, teknologi rekayasa genetik tersebut juga bisa memisahkan sperma yang menghasilkan embrio jantan dan betina.
"Kita fokus mengembangkan sapil lokal terlebih dahulu. Kalau dulu bobot sapi lokal hanya 250 kg, sekarang sudah bisa dihasilkan sapi lokal dengan bobot 700 kg, ini sama dengan limusin dan brahman. Ini sesuatu yang menggembirakan, kita bisa memproduksi dua kali lipat daging dalam tahun yang sama," katanya.
Ia mengatakan, selain menyediakan lahan, Kementan juga menyediakan sekitar 3,8 juta inseminasi buatan (IB) secara gratis kepada para peternak di tahun 2016 dalam mendukung program swasembada daging.
Amran menambahkan, tahun ini fokus mengembangkan peternakan sapi lokal untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri terutama DKI Jakarta, karena tingkat konsumsi daging tertinggi di Indonesia ada di wilayah Jabodetabek yakni 70 persen dari kebutuhan nasional.
"Jika Jakarta sudah swasembada daging, maka Indonesia juga swasembada," katanya.
Sementara itu, Menristek-PT, Muhammad Nasir menyebutkan, keberhasilan PT KAR dalam mengembangkan bibit sapi lokal unggul sebagai nilai tambah luar biasa dalam meningkatkan populasi sapi di Indonesia.
"Keberhasilan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga penelitian dan swasta ini perlu diperluas, dengan pengembangan di daerah, Kementerian Pertania akan menyediakan indukannya, Ristek siapkan bibitnya, dan swasta siap untuk mengembangbiakkannya," katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, mengatakan, kebutuhan daging sapi untuk wilayah DKI Jakarta sebesar 150 ribu ton per hari. Jumlah tersebut cukup besar jika mengandalkan pemerintah pusat.
"Pemerintah DKI Jakarta mengembangkan peternakan sapi lokal ini, PD Dharma Jaya kita minta untuk menyediakan bibit betinanya. Sudah ada lahan 1.000 hektare lokasinya cukup dekat dari ibu kota hanya berjarak setengah jam dari Jakarta," katanya.
Djarot mengatakan, dalam pengembangan peternakan sapi lokal ini, pihaknya akan menyediakan anggaran dan bibit sapi betina, dan selanjutnya akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan penyeleksian indukannya.
"Kami memilih sapi lokal, karena adaptasinya mudah, dengan adanya teknologi ini, sapi lokal sudah lebih unggulan dari impor," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Tahun ini daerah pengembangan dilaksanakan di NTT, NTB, Sulawesi Selatan, dan Lampung," kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam kunjungan kerjanya ke laboratorium pembibitan sapi lokal milik PT Karya Anugerah Rupin (KAR), Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Dikatakannya, pengembangan peternakan sapi lokal unggul tersebut akan mengadopsi penerapan teknologi pembibitan sapi lokal yang dilaksanakan oleh PT KAR. Demplot akan diterapkan di sejumlah wilayah pengembangan peternakan tersebut.
"Kita akan kembangkan demplot-demplot ini," katanya.
Ia mengatakan, Kementerian Pertanian menyediakan lahan seluas satu juta hektar untuk pengembangan peternakan sapi lokal unggul tersebut, bekerja sama dengan Meristek-PT dan LIPI sebagai penyedia teknologi inovasi.
"Di masing-masing daerah akan ada pihak swasta yang mengembangkan demplot sapi lokal unggul ini, tidak hanya PT KAR saja," katanya.
Menurutnya, PT KAR telah berhasil mengembangkan pembibitan sapi lokal unggul yang berkualitas, dengan bobot bisa mencapai 700 kg. Selain itu, teknologi rekayasa genetik tersebut juga bisa memisahkan sperma yang menghasilkan embrio jantan dan betina.
"Kita fokus mengembangkan sapil lokal terlebih dahulu. Kalau dulu bobot sapi lokal hanya 250 kg, sekarang sudah bisa dihasilkan sapi lokal dengan bobot 700 kg, ini sama dengan limusin dan brahman. Ini sesuatu yang menggembirakan, kita bisa memproduksi dua kali lipat daging dalam tahun yang sama," katanya.
Ia mengatakan, selain menyediakan lahan, Kementan juga menyediakan sekitar 3,8 juta inseminasi buatan (IB) secara gratis kepada para peternak di tahun 2016 dalam mendukung program swasembada daging.
Amran menambahkan, tahun ini fokus mengembangkan peternakan sapi lokal untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri terutama DKI Jakarta, karena tingkat konsumsi daging tertinggi di Indonesia ada di wilayah Jabodetabek yakni 70 persen dari kebutuhan nasional.
"Jika Jakarta sudah swasembada daging, maka Indonesia juga swasembada," katanya.
Sementara itu, Menristek-PT, Muhammad Nasir menyebutkan, keberhasilan PT KAR dalam mengembangkan bibit sapi lokal unggul sebagai nilai tambah luar biasa dalam meningkatkan populasi sapi di Indonesia.
"Keberhasilan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga penelitian dan swasta ini perlu diperluas, dengan pengembangan di daerah, Kementerian Pertania akan menyediakan indukannya, Ristek siapkan bibitnya, dan swasta siap untuk mengembangbiakkannya," katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, mengatakan, kebutuhan daging sapi untuk wilayah DKI Jakarta sebesar 150 ribu ton per hari. Jumlah tersebut cukup besar jika mengandalkan pemerintah pusat.
"Pemerintah DKI Jakarta mengembangkan peternakan sapi lokal ini, PD Dharma Jaya kita minta untuk menyediakan bibit betinanya. Sudah ada lahan 1.000 hektare lokasinya cukup dekat dari ibu kota hanya berjarak setengah jam dari Jakarta," katanya.
Djarot mengatakan, dalam pengembangan peternakan sapi lokal ini, pihaknya akan menyediakan anggaran dan bibit sapi betina, dan selanjutnya akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan penyeleksian indukannya.
"Kami memilih sapi lokal, karena adaptasinya mudah, dengan adanya teknologi ini, sapi lokal sudah lebih unggulan dari impor," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016