Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Ustaz Saepudin Muhtar alias Gus Udin menyatakan bahwa agama dan kekuasaan merupakan hal yang saling melengkapi.
Gus Udin di Kabupaten Bogor, Jumat, mengatakan pemahaman mengenai korelasi antara agama dan kekuasaan sudah jauh lebih dulu diterangkan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, yang mengibaratkan keduanya sebagai saudara kembar lahir dari satu perut yang sama.
Dosen Ilmu Politik Universitas Djuanda tersebut membeberkan tentang relasi antara Islam dan politik. Ia menjelaskan bahwa dalam konteks Indonesia, Pancasila menjadi satu-satunya asas atau ideologi yang sudah final.
“Hubungan Islam dan politik di negara kita bisa dilihat dari ideologi negara yang kita anut, yaitu Pancasila sebagai satu-satunya asas yang diterima oleh masyarakat Indonesia yang majemuk dan heterogen,” kata Gus Udin saat memberikan pendidikan politik sekaligus siraman rohani kepada kaum milenial di Pondok Pesantren Modern Darussalam Ciomas, Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, politik dan kekuasaan juga harus dipahami sebagai sebuah bentuk perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga dalam berjuang untuk mencapai impian atau cita-cita perlu melakukan langkah-langkah politik.
Gus Udin juga mengingatkan kepada para santri Ponpes Darussalam Ciomas untuk mulai belajar berpolitik yang santun dengan mengedepankan etika politik. Sebab, etika dan kesantunan menjadi ciri khas yang dimiliki oleh santri.
Baca juga: MUI Bogor terbitkan imbauan umat Muslim tidak gelar buka puasa bersama
Baca juga: Gus Udin berikan pelatihan kader IPNU Bogor soal kepemimpinan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Gus Udin di Kabupaten Bogor, Jumat, mengatakan pemahaman mengenai korelasi antara agama dan kekuasaan sudah jauh lebih dulu diterangkan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, yang mengibaratkan keduanya sebagai saudara kembar lahir dari satu perut yang sama.
Dosen Ilmu Politik Universitas Djuanda tersebut membeberkan tentang relasi antara Islam dan politik. Ia menjelaskan bahwa dalam konteks Indonesia, Pancasila menjadi satu-satunya asas atau ideologi yang sudah final.
“Hubungan Islam dan politik di negara kita bisa dilihat dari ideologi negara yang kita anut, yaitu Pancasila sebagai satu-satunya asas yang diterima oleh masyarakat Indonesia yang majemuk dan heterogen,” kata Gus Udin saat memberikan pendidikan politik sekaligus siraman rohani kepada kaum milenial di Pondok Pesantren Modern Darussalam Ciomas, Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, politik dan kekuasaan juga harus dipahami sebagai sebuah bentuk perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga dalam berjuang untuk mencapai impian atau cita-cita perlu melakukan langkah-langkah politik.
Gus Udin juga mengingatkan kepada para santri Ponpes Darussalam Ciomas untuk mulai belajar berpolitik yang santun dengan mengedepankan etika politik. Sebab, etika dan kesantunan menjadi ciri khas yang dimiliki oleh santri.
Baca juga: MUI Bogor terbitkan imbauan umat Muslim tidak gelar buka puasa bersama
Baca juga: Gus Udin berikan pelatihan kader IPNU Bogor soal kepemimpinan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022