Jakarta (Antara Megapolitan) - Ketua KPK 2015-2019 Agus Rahardjo mempelajari pencapaian KPK pada hari kerja pertamanya di lembaga penegak hukum tersebut.

"Hari pertama ini programnya kita mengetahui dulu di KPK itu sedang menangani apa, kasusnya ada berapa, kemudian yang sudah matang itu berapa dan yang belum matang berapa. Jadi kita tahu itu dulu lah, makanya ini saya mau ke atas, ingin mengetahui itu," kata Agus di gedung KPK Jakarta, Selasa.

Pada Senin (21/12), Presiden Jokowi melantik lima orang pimpinan KPK yaitu Agus Raharjo, Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang dan Laode M Syarif. Pada hari yang sama juga dilakukan serah terima jabatan (sertijab) dari Pimpinan KPK 2011-2015 dan Plt. Pimpinan KPK.

"Di samping itu masing-masing divisi kan juga melaporkan, misalnya, Sekjen (Sekretaris Jenderal) itu di bawahnya ada biro kepegawaian, biro keuangan, ada biro yang lain, mereka juga memberitahukan pada kami apa yang mereka lakukan hari ini. Kemudian dalam waktu dekat mereka melakukan apa, dan ke depannya mereka mau melakukan apa," tambah Agus.

Kelima pimpinan terpilih juga akan menjalani program induksi yaitu pengenalan struktur di KPK selama 4 hari hingga Senin (28/12).

Sehingga Agus pun mengaku belum mengetahui perkembangan mengenai kasus-kasus yang ditangani KPK maupun yang terkait dengan pegawai di KPK seperti perkara Novel Baswedan.

"Loh orang baru ini, baru mau dapat laporan, ya belum tahu lah aku. Novel juga belum tahu, jadi sekali lagi saya hari ini sampai Senin menerima laporan dari dalam. Saya harus tahu dulu apa yang akan dilakukan KPK yang lalu," ungkap Agus.

Pada hari pertama ini juga Agus menerima rombongan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan bersama rombongan para guru yang melakukan diskusi mengenai indeks integritas Ujian Nasional.

"Ketika Ujian Nasional kemari itu indeks integritasnya tinggi. Jadi Ujian Nasional itu nilainya dua, satu akademik, satu nilai kejujuran. Sekolah yang nilai kejujurannya di atas 92 ada 500 sekolah dan kepala sekolahnya diundang ke Jakarta," tutur Anies Baswedan.

Selain diterima oleh Agus, Anies uga diterima Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.

"Kemarin kami diterima presiden dan hari ini ketemu KPK. Selama ini kita tahu Ujian Nasional banyak kecurangan. Kalau sekarang beda. Dulu masyarakat melapor ke negara tapi ditutupi, mulai tahun kemarin, seluruh hasil hasil ujian nasional ditunjukkan persentasi kejujuran kecurangannya," ungkap Anies.

Menurut Anies, banyak sekolah yang tidak jujur, padahal dunia pendidikan erat kaitannya dengan integritas dan sumber korupsi adalah integritas yang rendah.

"Banyak sekolah yang tidak jujur, yang jujur jumlahnya kecil. Ini SMA jurusan IPA dan IPS dan SMK, kalau didiamkan terus maka orang yang akan mendatangi kantor ini di masa depan akan bertambah terus dan tidak pernah selesai karena ketidakjujuran berasal dari sekolah. Mulai sekarang, ini kita buka. Tiap sekolah ada praktik ketidakjujarannya," jelas Anies.

     

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015