Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memaparkan upaya pemkot mengurangi emisi rumah kaca dalam forum yang diselenggarakan oleh lembaga non-pemerintah pemerhati lingkungan di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-21 di Paris, Prancis.
"Laporan inventarisasi emisi gas rumah kaca Kota Bogor ta 2014 mencapai 2,6 juta ton karbondioksida, sebagian besar dari sektor transportasi, padahal 2010 baru mencapai 2 juta ton karbondioksida," kata Bima saat menjadi panelis dalam sesi Focus on the post-2015 period - how to accelerate local climate action, seperti yang disampaikan dalam siaran pers Humas Pemkot Bogor yang diterima Antara di Bogor, Rabu.
Dikatakannya, peningkatan emisi rumah kaca dalam waktu empat tahun tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Bogor untuk mendorong semua pihak mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tersebut.
"Jadi kita harus berbuat sekarang juga dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan berbagai tantangan di dalamanya," katanya.
Didepan audiens yang terdiri dari aktivis lingkungan hidup, pejabat pemerintah, perusahaan swasta dan stakeholders, Bima menjelaskan, Kota Bogor telah melakukan berbagai upaya dalam pengurangan emisi rumah kaca.
Saat ini, upaya-upaya tersebut beberapa di antaranya merupakan hasil kerja sama dan bantuan dari lembaga non pemerintah internasional, diantaranya lembaga independen Prancis AFD yang telah melakukan kajian tentang Smart Street Lighting and Climate Change Action Plan serta riset Jepang melalui NIES yang telah memberikan bantuan alat monitoring penggunaan energi.
Ia juga menyampaikan, Pemerintah Kota Bogor akan terus melanjutkan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tahun depan, dengan melakukan rerouting angkot, bus rapid transit, pembangunan transit oriented development, energy ramah lingkungan (green energy) untuk bahan bakar angkutan kota dan lainnya.
"Kota Bogor menargetkan penurunan emisi hingga 29 persen," katanya.
Menurutnya, target tersebut sesuai dengan target nasional Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Namun, upaya tersebut tidaklah mudah bila tidak didukung oleh komitmen yang kuat dari pemerintah pusat dan lembaga internasional.
"Lembaga internasional dan pemerintah pusat juga harus mendukung upaya ini," kata Bima.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Laporan inventarisasi emisi gas rumah kaca Kota Bogor ta 2014 mencapai 2,6 juta ton karbondioksida, sebagian besar dari sektor transportasi, padahal 2010 baru mencapai 2 juta ton karbondioksida," kata Bima saat menjadi panelis dalam sesi Focus on the post-2015 period - how to accelerate local climate action, seperti yang disampaikan dalam siaran pers Humas Pemkot Bogor yang diterima Antara di Bogor, Rabu.
Dikatakannya, peningkatan emisi rumah kaca dalam waktu empat tahun tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Bogor untuk mendorong semua pihak mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tersebut.
"Jadi kita harus berbuat sekarang juga dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dengan berbagai tantangan di dalamanya," katanya.
Didepan audiens yang terdiri dari aktivis lingkungan hidup, pejabat pemerintah, perusahaan swasta dan stakeholders, Bima menjelaskan, Kota Bogor telah melakukan berbagai upaya dalam pengurangan emisi rumah kaca.
Saat ini, upaya-upaya tersebut beberapa di antaranya merupakan hasil kerja sama dan bantuan dari lembaga non pemerintah internasional, diantaranya lembaga independen Prancis AFD yang telah melakukan kajian tentang Smart Street Lighting and Climate Change Action Plan serta riset Jepang melalui NIES yang telah memberikan bantuan alat monitoring penggunaan energi.
Ia juga menyampaikan, Pemerintah Kota Bogor akan terus melanjutkan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tahun depan, dengan melakukan rerouting angkot, bus rapid transit, pembangunan transit oriented development, energy ramah lingkungan (green energy) untuk bahan bakar angkutan kota dan lainnya.
"Kota Bogor menargetkan penurunan emisi hingga 29 persen," katanya.
Menurutnya, target tersebut sesuai dengan target nasional Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Namun, upaya tersebut tidaklah mudah bila tidak didukung oleh komitmen yang kuat dari pemerintah pusat dan lembaga internasional.
"Lembaga internasional dan pemerintah pusat juga harus mendukung upaya ini," kata Bima.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015