Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ikut mendorong tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Saepudin Muhtar alias Gus Udin menjadi senator di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mewakili Jawa Barat.

"Sangat penting keterwakilan di DPD RI. Khususnya yang representasi Bogor. Karena saat ini pun bahkan anggota Dewan masih tersisihkan dari tokoh di luar Bogor. Ya walaupun mereka bisa mewakili daerah mana saja, karena ini NKRI tetapi keterwakilan daerah juga penting," kata Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor Naufal Ramadian di Cibinong, Bogor, Kamis.

Ia menganggap perlu mendorong tokoh lokal Bogor untuk mewakili Jawa Barat karena dianggap memiliki suasana kebatinan yang lebih dalam dengan wilayah asalnya sehingga akan lebih peka atas permasalahan yang ada.

Naufal juga mengaku heran karena sejauh ini belum ada putra daerah asal Kabupaten Bogor yang berani berkontestasi di DPD RI. Padahal, lumbung suara terbanyak di Jawa Barat ada di Kabupaten Bogor, dengan jumlah penduduk 5,4 juta jiwa.

Menurut dia, kapasitas Gus Udin di pemerintahan tidak diragukan. Pasalnya, selain aktif di berbagai organisasi juga menjadi anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor.

“Kalau bicara tokoh, saya pikir tokohnya banyak yang bisa didorong, termasuk Gus Udin. Gus Udin saya pikir cukup relevan. Beliau juga seorang fighter. Dia bisa berdiri di ber­bagai golongan, lintas ormas, lintas organisasi, dan lainnya," ucap Naufal.

Ia menganggap, kemunculan putra daerah ini harus menjadi momentum untuk berbagai elemen mendorong tokoh lokal Bogor berani maju menjadi senator. Terlebih, menurutnya menjadi anggota DPD RI tidak membutuhkan kendaraan politik alias nonpartisan.

“Kalau ada tokoh-tokoh seperti itu, harus didorong. Ormas-ormas keagamaan dan lainnya sudah saatnya merapatkan barisan. Karena sejauh ini banyak isu lokal atau nasional yang belum tersentuh. Kekuatan ini harus menyadarkan tokoh-tokoh yang mumpuni untuk berani maju,” tuturnya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022