Pelatih tim nasional Thailand Alexandre Polking memuji gelandang serang skuadnya, Chanathip Songkrasin menjelang laga leg kedua final Piala AFF 2020 melawan Indonesia, Sabtu (1/1).
"Sebenarnya, semua pemain kami bermain sangat baik selama Piala AFF 2020. Namun, saya tidak bisa menyampingkan begitu saja kualitas Chanathip baik di dalam maupun luar lapangan," ujar Polking dalam konferensi pers virtual sebelum pertandingan, diikuti di Jakarta, Jumat.
Menurut juru taktik berkewarganegaraan Brazil dan Jerman itu, Chanathip memiliki sederet kemampuan yang membuatnya menjadi salah satu pemain terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Terbukti, pesepak bola berusia 28 tahun bermain secara reguler di klub liga teratas Jepang J1 League, Hokkaido Consadole Sapporo.
Bersama Sapporo, Chanathip bermain 115 kali di J1 League dan sudah mencatatkan 14 gol serta 21 assist.
"Dia berani mengambil risiko dengan berkompetisi di Jepang, liga yang kualitasnya lebih tinggi (dibandingkan Thailand-red). Dalam prosesnya, Chanathip menjelma menjadi salah satu pemain terbaik di Jepang. Itu sudah menjelaskan betapa bagusnya dia," kata Polking.
Chanathip Songkrasin menjadi salah satu pemain yang ikut membawa Thailand meraih medali emas sepak bola putra SEA Games 2013 dan 2015 serta menjadi juara Piala AFF 2014 dan 2016.
Kini, di Piala AFF 2020, dia masih menjadi tulang punggung Thailand. Sudah empat gol dibuatnya di turnamen itu yang untuk sementara menobatkan Chanathip sebagai salah satu pemain tersubur bersama rekan senegaranya Teerasil Dangda serta Bienvienido Maranon (Filipina) dan Safawi Rasid (Malaysia).
Dua dari empat gol tersebut dilesakkan Chanathip ke gawang Indonesia saat Thailand menang 4-0 pada leg pertama final Piala AFF 2020, Rabu (29/12).
Indonesia dan Thailand menyisakan laga leg terakhir yang dilaksanakan pada Sabtu (1/1) di Stadion Nasional, Singapura, mulai pukul 19.30 WIB atau 20.30 waktu setempat.
Karena kalah 0-4 pada leg pertama, Indonesia harus menang dengan selisih minimal lima gol pada leg kedua untuk menjadi juara atau unggul setidak-tidaknya empat gol untuk memaksakan pertandingan ke babak tambahan dan, jika diperlukan, adu penalti.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Sebenarnya, semua pemain kami bermain sangat baik selama Piala AFF 2020. Namun, saya tidak bisa menyampingkan begitu saja kualitas Chanathip baik di dalam maupun luar lapangan," ujar Polking dalam konferensi pers virtual sebelum pertandingan, diikuti di Jakarta, Jumat.
Menurut juru taktik berkewarganegaraan Brazil dan Jerman itu, Chanathip memiliki sederet kemampuan yang membuatnya menjadi salah satu pemain terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Terbukti, pesepak bola berusia 28 tahun bermain secara reguler di klub liga teratas Jepang J1 League, Hokkaido Consadole Sapporo.
Bersama Sapporo, Chanathip bermain 115 kali di J1 League dan sudah mencatatkan 14 gol serta 21 assist.
"Dia berani mengambil risiko dengan berkompetisi di Jepang, liga yang kualitasnya lebih tinggi (dibandingkan Thailand-red). Dalam prosesnya, Chanathip menjelma menjadi salah satu pemain terbaik di Jepang. Itu sudah menjelaskan betapa bagusnya dia," kata Polking.
Chanathip Songkrasin menjadi salah satu pemain yang ikut membawa Thailand meraih medali emas sepak bola putra SEA Games 2013 dan 2015 serta menjadi juara Piala AFF 2014 dan 2016.
Kini, di Piala AFF 2020, dia masih menjadi tulang punggung Thailand. Sudah empat gol dibuatnya di turnamen itu yang untuk sementara menobatkan Chanathip sebagai salah satu pemain tersubur bersama rekan senegaranya Teerasil Dangda serta Bienvienido Maranon (Filipina) dan Safawi Rasid (Malaysia).
Dua dari empat gol tersebut dilesakkan Chanathip ke gawang Indonesia saat Thailand menang 4-0 pada leg pertama final Piala AFF 2020, Rabu (29/12).
Indonesia dan Thailand menyisakan laga leg terakhir yang dilaksanakan pada Sabtu (1/1) di Stadion Nasional, Singapura, mulai pukul 19.30 WIB atau 20.30 waktu setempat.
Karena kalah 0-4 pada leg pertama, Indonesia harus menang dengan selisih minimal lima gol pada leg kedua untuk menjadi juara atau unggul setidak-tidaknya empat gol untuk memaksakan pertandingan ke babak tambahan dan, jika diperlukan, adu penalti.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021