Naypyitaw (Antara Megapolitan) - Partai yang berkuasa di Myanmar mengaku kalah dalam pemilihan umum dari kelompok oposisi yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, Senin.

Natinal League of Democracy (NLD) yang dipimpin oleh Suu Kyi diperkirakan menang dan dapat membentuk pemerintahan selanjutnya.

"Kami kalah," kata Kepala Union Solidarity and Development Party (USDP) Htay Oo, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Komisi Pemilihan Umum sendiri sudah mulai mengumumkan sebagian hasil dari pemilu yang digelar pada Minggu lalu. Dari 12 yang sudah diumumkan, semuanya dimenangi NLD.

NLD sendiri mengatakan hasil hitung cepat yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa mereka akan memperoleh lebih dari 70 persen kursi yang diperebutkan, atau cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri.

"Mereka harus menerima hasil ini meskipun mereka kalah," kata juru bicara NLD, Win Htein, kepada Reuters.

Pemilu di Myanmar merupakan sebuah langkah awal perjalanan menuju demokrasi dari kepemimpinan diktator militer yang membuat Myanmar menjadi negara yang dikucilkan oleh komunitas internasional sejak lama.

Meski USDP (partai yang dibentuk oleh mantan jenderal-jenderal militer) kalah telak, masa depan Myanmar masih belum jelas, karena belum diketahui bagaimana Suu Kyi akan membagi kekuasaan dengan pihak militer yang masih dominan.

Konstitusi di negara tersebut menjamin pihak militer mendapatkan seperempat dari total kursi di parlemen tanpa harus mengikuti pemilu.

Meski NLD mendapatkan suara mayoritas yang mereka butuhkan, Suu Kyi tetap tidak bisa menjadi presiden karena mempunyai suami dan anak dengan kewarganegaraan asing yang bertentangan dengan syarat dalam konstitusi dasar Myanmar.

Pihak militer juga masih akan menjadi kekuatan yang dominan. Oleh konstitusi, mereka dijamin mendapatkan kursi kementerian strategis dan bisa mengambil alih pemerintahan di bawah kondisi tertentu. Selain itu, tentara juga banyak menguasai sektor-sektor ekonomi strategis di Myanmar. 

Pewarta:

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015