Lampung Timur (Antara Megapolitan) - Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur, Lampung akan menerima satu ekor badak Sumatera bercula dua (dicerorhinus sumatrensis harrissoni) dari kebun binatang di Amerika Serikat.
Badak bernama "Harapan" itu merupakan hasil peranakan badan bernama "Emi dan Ipuh" yang berada di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat.
Koordinator Humas Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung, Sukatmoko, di Lampung Timur, Minggu, mengatakan seekor badak Sumatera bercula dua yang segera tiba di hutan Way Kambas itu merupakan satu-satunya badak sumatera yang masih tersisa dan masih selamat masih berada di Amerika Serikat.
Harapan, nama badak sumatera itu, kini telah berusia delapan tahun, tapi induknya, Emi saat ini telah mati.
"Harapan" didatangkan kembali ke TNWK agar badak Sumatera ini dapat berkembang biak seperti kakaknya "Andalas" yang lebih dulu telah dipulangkan ke TNWK dan telah beranak seekor badak Sumatera beberapa waktu lalu, katanya.
"Untuk kelangsungan hidupnya oleh beberapa pihak yang terkait badak sumetra ini dipulangkan ke habitat aslinya di penangkaran badak Rhino Sumatera di TNWK," katanya.
Dengan didatangkan badak Sumatera ini diharapkan dapat menambah populasi satwa yang saat ini sudah sangat langka dan berkurang populasinya di habitat aslinya.
Rencananya, badak Sumatera itu akan tiba dari AS di TNWK pada hari ini.
"Rencana hari ini datang, tapi belum tahu jam berapa datangnya, karena jadwalnya dari Bandara Soekarno-Hatta ke TNWK dibawa melalui jalur darat," ujar Sukatmoko.
Badak Sumatera adalah satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh sub-spesies badak di dunia, sehingga sering disebut "hairy rhino" (badak berambut).
Menurut Rencana Aksi dan Strategi Konservasi (Dephut, 2007), populasinya di alam saat ini diperkirakan kurang dari 300 ekor. Meskipun demikian, indikasi yang ada menunjukkan jumlah populasi sebenarnya lebih rendah dari perkiraan tersebut.
Satwa ini termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered)--dalam daftar spesies terancam lembaga konservasi dunia, IUCN.
Populasi terbesar dan mungkin paling memadai untuk berkembang biak (viable) saat ini terdapat di Sumatera, sementara populasi yang lebih kecil terdapat di Sabah dan Semenanjung Malaysia.
Para ahli memperkirakan tidak ada satu pun populasi badak Sumatera yang jumlah individunya dalam satu wilayah jelajah melebihi 75 ekor.
Kondisi tersebut menyebabkan mamalia besar ini sangat rentan terhadap kepunahan baik akibat bencana alam, penyakit, perburuan, atau kerusakan genetis.
Kurang dari 25 ekor diyakini saat ini bertahan hidup di Sabah, sedangkan untuk Kalimantan tidak ada informasi atau data yang akurat tentang keberadaan satwa bercula dua ini.
Di hutan Way Kambas, sejumlah lembaga konservasi badak internasional dan pemerintah Indonesia mengembangkan konservasi badak Sumatera untuk kembali membiakkan badak Sumatera pada habitat aslinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015