Bogor, (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Ary Sugiarto menyatakan siap untuk mengawal Kota Pusaka sebagai upaya pelestarian dan menjaga tata kelola kota yang lebih tertib, ramah lingkungan dan mendorong perekonomian.
"Kota Bogor siap untuk mengawal Kota Pusaka ini dan kita sedang berbenah untuk menata kota," kata Bima saat menghadiri Temu Pusaka Indonesia ke-11 di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Bima mengibaratkan pelestarian Kota Pusaka erat kaitannya dengan tata kelola kota yang bertujuan menjaga dan melestarikan apa yang sudah dimiliki untuk masa depan masyarakat.
"Kota Bogor memiliki prinsip ke depan yang sama dengan upaya pelestarian Kota Pusaka. Oleh karena itu, pentingnya menata kota dengan sistematis dan hal-hal paling penting adalah aspek perencanaan kota," katanya.
Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor sudah menyampaikan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ke DPRD yang mempertegas mana wilayah yang harus dijaga, dan yang bisa dikembangkan atau tidak boleh disentuh oleh pembangunan.
"Saat ini tidak bisa hanya izin yang dikeluarkan tetapi harus ada perencanaan yang tepat. Perencanaan itu penting, Kota Pusaka sangat penting dikaitkan dengan tata kelola kota ke depannya," kata dia.
Perencaan itu, lanjut dia, harus didukung oleh semua pihak dan saat ini ada empat elemen yang terlibat yakni pemerintah, bisnis, kampus dan komunitas. Dan rancangan pembangunan Kota Bogor harus diintervensi oleh empat elemen tersebut.
"Kata kuncinya adalah kolaborasi," kata Bima.
Bima menambahkan, perencanaan pembangunan bukan hanya untuk mempercantik kota tetapi bagaimana membangun karakter masyarakat yang lebih baik.
"Semangat Kota Pusaka bagian dari upaya membangun karakter. Bangsa Indonesia bangga memiliki kota-kota pusaka yang harus dijaga dan dilestarikan," katanya.
Kota Bogor, menjadi tuan rumah kegiatan Temu Pusaka Indonesia 2015 yang diselenggarakan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) pada 9 - 11 Oktober mendatang.
"Temu Pusaka Indonesia 2015 sebagai ajang bertukar pikiran dan saling menguatkan berbagai gagasan dan pengalaman pelaksanaan kegiatan pelestarian untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," kata Ketua BPPI Catrini Kubontubuh.
Catrini mengatakan, Temu Pusaka Indonesia ke XI ini diharapkan akan semakin menggairahkan masyarakat secara bersama-sama bergotong royong, memahami, melestarikan dan mendayagunakan kekayaan pusaka alam, budaya dan saujana yang akan menjadi modal dasar mencapai kesejahteraan dengan membangun kualitas kehidupan bangsa di masa kini dan mendatang yang lebih baik.
"Sasaran dari kegiatan ini, terwujudnya sinergitas kebijakan, program dan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia," katanya.
Ketua Panitia Temu Pusaka Indonesia 2015 Soehartini Sekartjakrarini mengatakan, puncak dari kegiatan adalah akan lahirnya deklarasi Temu Pusaka Indonesia 2015 yang diberi nama sesuai dengan lokasi pelaksanaan yakni Deklarasi Bogor.
"Deklarasi ini dari semua pelestari pusaka Indonesia untuk memberikan masukan dalam upaya pelestarian, agar bisa dilaksanakan dan mendapat dukungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kota Bogor siap untuk mengawal Kota Pusaka ini dan kita sedang berbenah untuk menata kota," kata Bima saat menghadiri Temu Pusaka Indonesia ke-11 di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Bima mengibaratkan pelestarian Kota Pusaka erat kaitannya dengan tata kelola kota yang bertujuan menjaga dan melestarikan apa yang sudah dimiliki untuk masa depan masyarakat.
"Kota Bogor memiliki prinsip ke depan yang sama dengan upaya pelestarian Kota Pusaka. Oleh karena itu, pentingnya menata kota dengan sistematis dan hal-hal paling penting adalah aspek perencanaan kota," katanya.
Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor sudah menyampaikan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ke DPRD yang mempertegas mana wilayah yang harus dijaga, dan yang bisa dikembangkan atau tidak boleh disentuh oleh pembangunan.
"Saat ini tidak bisa hanya izin yang dikeluarkan tetapi harus ada perencanaan yang tepat. Perencanaan itu penting, Kota Pusaka sangat penting dikaitkan dengan tata kelola kota ke depannya," kata dia.
Perencaan itu, lanjut dia, harus didukung oleh semua pihak dan saat ini ada empat elemen yang terlibat yakni pemerintah, bisnis, kampus dan komunitas. Dan rancangan pembangunan Kota Bogor harus diintervensi oleh empat elemen tersebut.
"Kata kuncinya adalah kolaborasi," kata Bima.
Bima menambahkan, perencanaan pembangunan bukan hanya untuk mempercantik kota tetapi bagaimana membangun karakter masyarakat yang lebih baik.
"Semangat Kota Pusaka bagian dari upaya membangun karakter. Bangsa Indonesia bangga memiliki kota-kota pusaka yang harus dijaga dan dilestarikan," katanya.
Kota Bogor, menjadi tuan rumah kegiatan Temu Pusaka Indonesia 2015 yang diselenggarakan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) pada 9 - 11 Oktober mendatang.
"Temu Pusaka Indonesia 2015 sebagai ajang bertukar pikiran dan saling menguatkan berbagai gagasan dan pengalaman pelaksanaan kegiatan pelestarian untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," kata Ketua BPPI Catrini Kubontubuh.
Catrini mengatakan, Temu Pusaka Indonesia ke XI ini diharapkan akan semakin menggairahkan masyarakat secara bersama-sama bergotong royong, memahami, melestarikan dan mendayagunakan kekayaan pusaka alam, budaya dan saujana yang akan menjadi modal dasar mencapai kesejahteraan dengan membangun kualitas kehidupan bangsa di masa kini dan mendatang yang lebih baik.
"Sasaran dari kegiatan ini, terwujudnya sinergitas kebijakan, program dan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia," katanya.
Ketua Panitia Temu Pusaka Indonesia 2015 Soehartini Sekartjakrarini mengatakan, puncak dari kegiatan adalah akan lahirnya deklarasi Temu Pusaka Indonesia 2015 yang diberi nama sesuai dengan lokasi pelaksanaan yakni Deklarasi Bogor.
"Deklarasi ini dari semua pelestari pusaka Indonesia untuk memberikan masukan dalam upaya pelestarian, agar bisa dilaksanakan dan mendapat dukungan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015