PBB, New York (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Ahad (27/9) menyeru para pemimpin dunia agar bertindak serta berkomitmen bagi dijaminnya kesetaraan gender di seluruh dunia.
Dalam pertemuan puncak mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Markas Besar PBB, New York, Ban mengatakan dunia tak bisa mencapai pembangunan yang berkelanjutan tanpa hak setara dan penuh buat separuh warga dunia, secara hukum dan dalam praktek.
Ban, yang menyatakan tahun ini menjadi peringatan ke-20 pelaksanaan Landasan Aksi Beijing, mengatakan, "Meskipun kita telah membuat kemajuan di banyak bidang, jalan yang harus kita tempuh masih panjang."
"Masih sangat banyak perempuan dan anak perempuan menghadapi diskriminasi, jadi sasaran kekerasan, tak memperoleh peluang yang sama dalam pendidikan dan pekernaan, dan dikeluarkan dari posisi kepemimpinan dan pengambil keputusan," kata Ban.
Menurut data dari UN Women, negara berkembang hampir telah mencapai keseimbangan gender di bidang pendidikan primer, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Tak kurang dari 50 persen perempuan di dunia mendapat gaji dan pekerjaan bergaji, naik dari 40 persen pada 1990; dan persentase perempuan di parlemen telah naik nyaris dua kali lipat dalam 20 tahun belakangan.
Namun, data statistik tersebut juga memperlihatkan keseimbangan gender meluas di tingkat sekolah menengah dan tersier di banyak negara; perempuan memperoleh 10-30 persen lebih sedikit dibandingkan dengan pria untuk pekerjaan yang sama; dan hanya 22 persen dari semua anggota parlemen nasional adalah perempuan hingga Agustus 2015.
Sehubungan dengan itu, Ban menyeru para pemimpin dunia agar meniptakan dan menerapkan kebijakan kesetaraan gender yang utuh, menyediakan dana bagi kesetaraan gender dan memantau kemajuan di bidang itu.
Tiongkok dan UN Women menjadi tuan-rumah pertemuan puncak mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yang dihadiri pemimpin dunia bagi dikeluarkannya pesan universal guna menangani masalah yang dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Dalam pertemuan puncak mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Markas Besar PBB, New York, Ban mengatakan dunia tak bisa mencapai pembangunan yang berkelanjutan tanpa hak setara dan penuh buat separuh warga dunia, secara hukum dan dalam praktek.
Ban, yang menyatakan tahun ini menjadi peringatan ke-20 pelaksanaan Landasan Aksi Beijing, mengatakan, "Meskipun kita telah membuat kemajuan di banyak bidang, jalan yang harus kita tempuh masih panjang."
"Masih sangat banyak perempuan dan anak perempuan menghadapi diskriminasi, jadi sasaran kekerasan, tak memperoleh peluang yang sama dalam pendidikan dan pekernaan, dan dikeluarkan dari posisi kepemimpinan dan pengambil keputusan," kata Ban.
Menurut data dari UN Women, negara berkembang hampir telah mencapai keseimbangan gender di bidang pendidikan primer, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Tak kurang dari 50 persen perempuan di dunia mendapat gaji dan pekerjaan bergaji, naik dari 40 persen pada 1990; dan persentase perempuan di parlemen telah naik nyaris dua kali lipat dalam 20 tahun belakangan.
Namun, data statistik tersebut juga memperlihatkan keseimbangan gender meluas di tingkat sekolah menengah dan tersier di banyak negara; perempuan memperoleh 10-30 persen lebih sedikit dibandingkan dengan pria untuk pekerjaan yang sama; dan hanya 22 persen dari semua anggota parlemen nasional adalah perempuan hingga Agustus 2015.
Sehubungan dengan itu, Ban menyeru para pemimpin dunia agar meniptakan dan menerapkan kebijakan kesetaraan gender yang utuh, menyediakan dana bagi kesetaraan gender dan memantau kemajuan di bidang itu.
Tiongkok dan UN Women menjadi tuan-rumah pertemuan puncak mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yang dihadiri pemimpin dunia bagi dikeluarkannya pesan universal guna menangani masalah yang dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015