Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat sampai Selasa, (7/9) sudah 574 warga setempat tersebar di seluruh kecamatan meninggal akibat terkonfirmasi positif COVID-19.
"Mayoritas pasien COVID-19 yang meninggal dunia tersebut berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta (komorbid), tetapi dari ratusan kasus kematian akibat COVID-19 ini juga terdapat bayi dan anak," kata Humas Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Selasa.
Adapun persentase angka kasus kematian pasien terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini mencapai lima persen dari total kasus konfirmasi positif COVID-19. Namun, persentase tersebut bisa berubah-ubah setiap harinya yang dipengaruhi tingkat kesembuhan dan pertambahan kasus baru.
Baca juga: Jumlah warga Sukabumi meninggal akibat COVID-19 capai 782 orang
Dari hasil laporan yang diterima pihak satgas, penyebab kematian pasien ini selain faktor usia yang sudah lanjut juga komorbid. Sebab, pasien yang mempunyai riwayat penyakit lain seperti khususnya jantung, pneumonia, sesak, diabetes melitus dan sebagainya jika terinfeksi virus ini akan memperparah penyakit penyertanya itu.
Kondisi ini tidak hanya bagi pasien lansia saja, tetapi banyak pasien yang berusia produktif meninggal dunia selain terkonfirmasi positif COVID-19 juga komorbid. Selain itu, ada beberapa pasien yang telat mendapatkan penanganan medis, seperti datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis karena awalnya memilih melakukan isolasi mandiri.
Namun demikian, angka kasus kematian di Kabupaten Sukabumi saat ini kondisinya cenderung menurun dan diharapkan tidak ada lagi pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia. "Angka kasus COVID-19 baik penambahan baru, sembuh maupun kematian setiap harinya berfluktuasi," tambahnya.
Baca juga: Bayi baru lahir di Sukabumi meninggal akibat COVID-19
Di sisi lain, Eneng mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini tingkat kesembuhan pasien mengalami peningkatan dan lebih tinggi dibandingkan petambahan kasus baru terkonfirmasi positif. Seperti pada Minggu, (5/9) jumlah pasien sembuh bertambah 16 orang dan kasus baru 14 orang.
Kemudian, Senin, (6/9) pasien sembuh sebanyak 10 orang dan kasus baru hanya dua orang dan pada Selasa, (7/9) terdapat 16 pasien yang sembuh dan kasus baru bertambah 10 orang. Sementara untuk total keseluruhan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 11.587 orang.
Baca juga: COVID-19 makin mengganas di Sukabumi, sepekan 75 pasien meninggal
Dari jumlah tersebut 10.931 pasien sudah dinyatakan sembuh, masih menjalani isolasi sebanyak 77 pasien dan yang meninggal dunia sebanyak 574 pasien. Tentunya untuk mengendalikan angka penyebaran virus mematikan ini peran serta masyarakat sangat penting agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan jangan mengabaikan apalagi menyepelekannya, karena siapapun bisa terinfeksi.
Selain itu, masyarakat harus ikut mendukung program vaksinasi yang saat ini terus digencarkan Pemkab Sukabumi, karena dengan vaksinasi diharapkan bisa mempercepat pengentasan status pandemi. (KR-ADR)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Mayoritas pasien COVID-19 yang meninggal dunia tersebut berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta (komorbid), tetapi dari ratusan kasus kematian akibat COVID-19 ini juga terdapat bayi dan anak," kata Humas Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Eneng Yulia di Sukabumi, Selasa.
Adapun persentase angka kasus kematian pasien terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini mencapai lima persen dari total kasus konfirmasi positif COVID-19. Namun, persentase tersebut bisa berubah-ubah setiap harinya yang dipengaruhi tingkat kesembuhan dan pertambahan kasus baru.
Baca juga: Jumlah warga Sukabumi meninggal akibat COVID-19 capai 782 orang
Dari hasil laporan yang diterima pihak satgas, penyebab kematian pasien ini selain faktor usia yang sudah lanjut juga komorbid. Sebab, pasien yang mempunyai riwayat penyakit lain seperti khususnya jantung, pneumonia, sesak, diabetes melitus dan sebagainya jika terinfeksi virus ini akan memperparah penyakit penyertanya itu.
Kondisi ini tidak hanya bagi pasien lansia saja, tetapi banyak pasien yang berusia produktif meninggal dunia selain terkonfirmasi positif COVID-19 juga komorbid. Selain itu, ada beberapa pasien yang telat mendapatkan penanganan medis, seperti datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis karena awalnya memilih melakukan isolasi mandiri.
Namun demikian, angka kasus kematian di Kabupaten Sukabumi saat ini kondisinya cenderung menurun dan diharapkan tidak ada lagi pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia. "Angka kasus COVID-19 baik penambahan baru, sembuh maupun kematian setiap harinya berfluktuasi," tambahnya.
Baca juga: Bayi baru lahir di Sukabumi meninggal akibat COVID-19
Di sisi lain, Eneng mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini tingkat kesembuhan pasien mengalami peningkatan dan lebih tinggi dibandingkan petambahan kasus baru terkonfirmasi positif. Seperti pada Minggu, (5/9) jumlah pasien sembuh bertambah 16 orang dan kasus baru 14 orang.
Kemudian, Senin, (6/9) pasien sembuh sebanyak 10 orang dan kasus baru hanya dua orang dan pada Selasa, (7/9) terdapat 16 pasien yang sembuh dan kasus baru bertambah 10 orang. Sementara untuk total keseluruhan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 11.587 orang.
Baca juga: COVID-19 makin mengganas di Sukabumi, sepekan 75 pasien meninggal
Dari jumlah tersebut 10.931 pasien sudah dinyatakan sembuh, masih menjalani isolasi sebanyak 77 pasien dan yang meninggal dunia sebanyak 574 pasien. Tentunya untuk mengendalikan angka penyebaran virus mematikan ini peran serta masyarakat sangat penting agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan jangan mengabaikan apalagi menyepelekannya, karena siapapun bisa terinfeksi.
Selain itu, masyarakat harus ikut mendukung program vaksinasi yang saat ini terus digencarkan Pemkab Sukabumi, karena dengan vaksinasi diharapkan bisa mempercepat pengentasan status pandemi. (KR-ADR)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021