Al Ghozy Muslimah Center (AMC) dalam kegiatan perdana pada perayaan Idul Adha 1442 Hijriah membagikan ratusan paket daging untuk para guru baca Al Quran, pondok pesantren dan yatim piatu dan kalangan dhuafa di wilayah Bogor, Jawa Barat.
"Target utama kita adalah para pengajar Quran di Bogor dan sekitarnya yang secara ekonomi membutuhkan," kata Ketua Panitia Kurban Tahsin Ghozy Hema Fairus di Bogor, Jumat.
AMC adalah bagian dari Komunitas Tahsin Al Ghozy.
Ia menjelaskan untuk guru pengajar Al Quran data-data bagi mereka yang menjadi sasaran untuk mendapatkan bantuan 2 kilogram paket daging kurban didapatkan dari pengajar di Tahsin Al Ghozy.
Baca juga: Komunitas Tahsin Al Ghozy bagikan bantuan paket sembako guru baca Al Quran
Selain para guru baca Al Quran, kata dia, juga dibagikan ratusan paket daging kurban untuk para penjaga masjid (marbot) di lima cabang Tahsin Al Ghozy, serta seluruh pengajar dan peserta yang membutuhkan.
Menurut dia para anggota Tahsin Al Ghozy berhasil mengumpulkan dana untuk berkurban 12 ekor sapi, sehingga dihasilkan 600 paket daging yang masing-masing dikemas sekitar 2 kilogram.
Ia menambahkan penyembelihan hewan kurban dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor pada Kamis (22/7) 2021.
"Selain karena masih dalam masa pandemi COVID-19, penyembelihan di RPH Bubulak mengingat kami juga belum punya area yang memungkinkan untuk penyembelihan. Jadi penyembelihan sampai pengemasan dilakukan di RPH," katanya.
Ia berharap kegiatan kurban perdana Tahsin Al Ghozy tersebut dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan jumlah hewan dan pekurban yang lebih banyak.
"Ini pengalaman perdana bagi kami. Alhamdulillah berjalan lancar, semua merasa senang dan menikmati semua proses dengan gembira dan rasa syukur," katanya.
Baca juga: Tahsin Al Ghozy beri pelatihan teori tajwid untuk guru baca Alquran
Diakuinya bahwa bagi panitia, yang hampir 90 persen kaum perempuan, rata-rata baru pertama kali ke RPH, namun tidak merasa risih, jijik, meski di kanan kiri penuh kandang sapi.
"Hati terasa langsung menyatu dan semua panitia melaksanakan tugas masing-masing dengan baik, Semoga Allah SWT ridho dan pekurban juga puas," kata Hema Fairus.
Sementara itu Ketua Tahsin Al Ghozy Ririe Rizal menjelaskan bahwa selama ini komunitas itu menjalankan aktivitas sosial tanpa dipungut biaya.
Tahsin Al Ghozy sudah diikuti oleh 1.000 lebih warga Bogor mengingat masjid-masjid yang digunakan sebagai tempat belajar-mengajar berdomisili di sekitaran Kota Bogor.
Ia mengatakan dengan tingginya antusiasme masyarakat yang ikut bergabung, maka pendaftaran yang sebelumnya dibuka setiap satu semester atau enam bulan sekali, kini dibuka hanya satu tahun sekali.
Baca juga: Komunitas Tahsin Al Ghozy ajak masyarakat perbaiki bacaan hingga hafal Al-Quran
Tahsin Al Ghozy tidak memiliki "treatment" khusus ketika mengajarkan cara baca dan hapalan Al Quran pada pesertanya.
Hanya saja, peserta akan dibagi-bagi kelas sesuai sejauh mana keandalan peserta membaca maupun menghafal Al-Quran.
Meski sebagian pesertanya sudah mahir, katanya, tidak lantas kegiatan belajar mengajar selesai.
"Artinya, tidak ada istilah lulus, setiap peserta tetap ikut kegiatan Tahsin Al Ghozy sebagai sebagai perilaku positif mengisi waktu luang dengan membaca Al Quran," katanya.
Sejak pandemi COVID-19, proses pembelajaran membaca Al Quran dilakukan secara daring, demikian Ririe Rizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Target utama kita adalah para pengajar Quran di Bogor dan sekitarnya yang secara ekonomi membutuhkan," kata Ketua Panitia Kurban Tahsin Ghozy Hema Fairus di Bogor, Jumat.
AMC adalah bagian dari Komunitas Tahsin Al Ghozy.
Ia menjelaskan untuk guru pengajar Al Quran data-data bagi mereka yang menjadi sasaran untuk mendapatkan bantuan 2 kilogram paket daging kurban didapatkan dari pengajar di Tahsin Al Ghozy.
Baca juga: Komunitas Tahsin Al Ghozy bagikan bantuan paket sembako guru baca Al Quran
Selain para guru baca Al Quran, kata dia, juga dibagikan ratusan paket daging kurban untuk para penjaga masjid (marbot) di lima cabang Tahsin Al Ghozy, serta seluruh pengajar dan peserta yang membutuhkan.
Menurut dia para anggota Tahsin Al Ghozy berhasil mengumpulkan dana untuk berkurban 12 ekor sapi, sehingga dihasilkan 600 paket daging yang masing-masing dikemas sekitar 2 kilogram.
Ia menambahkan penyembelihan hewan kurban dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor pada Kamis (22/7) 2021.
"Selain karena masih dalam masa pandemi COVID-19, penyembelihan di RPH Bubulak mengingat kami juga belum punya area yang memungkinkan untuk penyembelihan. Jadi penyembelihan sampai pengemasan dilakukan di RPH," katanya.
Ia berharap kegiatan kurban perdana Tahsin Al Ghozy tersebut dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan jumlah hewan dan pekurban yang lebih banyak.
"Ini pengalaman perdana bagi kami. Alhamdulillah berjalan lancar, semua merasa senang dan menikmati semua proses dengan gembira dan rasa syukur," katanya.
Baca juga: Tahsin Al Ghozy beri pelatihan teori tajwid untuk guru baca Alquran
Diakuinya bahwa bagi panitia, yang hampir 90 persen kaum perempuan, rata-rata baru pertama kali ke RPH, namun tidak merasa risih, jijik, meski di kanan kiri penuh kandang sapi.
"Hati terasa langsung menyatu dan semua panitia melaksanakan tugas masing-masing dengan baik, Semoga Allah SWT ridho dan pekurban juga puas," kata Hema Fairus.
Sementara itu Ketua Tahsin Al Ghozy Ririe Rizal menjelaskan bahwa selama ini komunitas itu menjalankan aktivitas sosial tanpa dipungut biaya.
Tahsin Al Ghozy sudah diikuti oleh 1.000 lebih warga Bogor mengingat masjid-masjid yang digunakan sebagai tempat belajar-mengajar berdomisili di sekitaran Kota Bogor.
Ia mengatakan dengan tingginya antusiasme masyarakat yang ikut bergabung, maka pendaftaran yang sebelumnya dibuka setiap satu semester atau enam bulan sekali, kini dibuka hanya satu tahun sekali.
Baca juga: Komunitas Tahsin Al Ghozy ajak masyarakat perbaiki bacaan hingga hafal Al-Quran
Tahsin Al Ghozy tidak memiliki "treatment" khusus ketika mengajarkan cara baca dan hapalan Al Quran pada pesertanya.
Hanya saja, peserta akan dibagi-bagi kelas sesuai sejauh mana keandalan peserta membaca maupun menghafal Al-Quran.
Meski sebagian pesertanya sudah mahir, katanya, tidak lantas kegiatan belajar mengajar selesai.
"Artinya, tidak ada istilah lulus, setiap peserta tetap ikut kegiatan Tahsin Al Ghozy sebagai sebagai perilaku positif mengisi waktu luang dengan membaca Al Quran," katanya.
Sejak pandemi COVID-19, proses pembelajaran membaca Al Quran dilakukan secara daring, demikian Ririe Rizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021