Surabaya, (Antara Megapolitan) - Presiden Joko Widodo menegaskan Majelis Ulama Indonesia merupakan mitra strategis pemerintah dan diharapkan bisa menjalankan perannya untuk memayungi semua umat Islam Indonesia.
"MUI diharapkan bisa berdiri tegak dan menaungi Islam yang tidak ekstrim, pendekatan semacam itu dapat mewujudkan semangat kebersamaan dan kesediaan hidup yang damai dan berdampingan," kata Presiden saat membuka Musyawarah Nasional IX Majelis Ulama Indonesia di Surabaya, Selasa.
Presiden mengatakan dengan kemampuan MUI sebagai tenda besar bagi umat Islam maka akan mendorong adanya ukhuwah dan juga dialog, baik antarumat Islam maupun antara umat Islam dengan umat lainnya.
"MUI adalah tenda besar sejati bagi umat Islam yang majemuk. Kemajemukan itu menjadikan dialog intra umat Islam menjadi penting demi tegaknya ukhuwah Islamayah," kata Presiden.
Dengan kompleksnya kehidupan dan juga permasalahan bangsa, maka Presiden Joko Widodo meminta MUI juga dapat memainkan perannya memandu masyarakat.
"Seiring dengan kompleksnya masalah berbangsa dan bernegara, peran MUI diperlukan dalam memandu optimisme masyarakat, sehingga masyarakat terus dipandu," katanya.
Pemerintah, kata Presiden, akan dengan senang hati menerima masukan dan juga pemikiran dari MUI untuk kemajuan bangsa.
"MUI diminta atau tidak silahkan memberi saran dan input kepada pemerintah," kata Presiden.
Dalam acara yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi tersebut, hadir Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Ketua DPD RI Irman Gusman, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haidar Nashir, Ketua Umum PBNU Said Agil Siraj, Gubernur Jatim Soekarwo dan ulama baik nasional dan daerah.
Usai membuka Munas IX MUI, Presiden dan rombongan dijadwalkan menuju Kabupaten Sidoarjo untuk bertemu dengan warga yang terkena dampak lumpur Sidoarjo di Kecamatan Porong.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"MUI diharapkan bisa berdiri tegak dan menaungi Islam yang tidak ekstrim, pendekatan semacam itu dapat mewujudkan semangat kebersamaan dan kesediaan hidup yang damai dan berdampingan," kata Presiden saat membuka Musyawarah Nasional IX Majelis Ulama Indonesia di Surabaya, Selasa.
Presiden mengatakan dengan kemampuan MUI sebagai tenda besar bagi umat Islam maka akan mendorong adanya ukhuwah dan juga dialog, baik antarumat Islam maupun antara umat Islam dengan umat lainnya.
"MUI adalah tenda besar sejati bagi umat Islam yang majemuk. Kemajemukan itu menjadikan dialog intra umat Islam menjadi penting demi tegaknya ukhuwah Islamayah," kata Presiden.
Dengan kompleksnya kehidupan dan juga permasalahan bangsa, maka Presiden Joko Widodo meminta MUI juga dapat memainkan perannya memandu masyarakat.
"Seiring dengan kompleksnya masalah berbangsa dan bernegara, peran MUI diperlukan dalam memandu optimisme masyarakat, sehingga masyarakat terus dipandu," katanya.
Pemerintah, kata Presiden, akan dengan senang hati menerima masukan dan juga pemikiran dari MUI untuk kemajuan bangsa.
"MUI diminta atau tidak silahkan memberi saran dan input kepada pemerintah," kata Presiden.
Dalam acara yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi tersebut, hadir Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Ketua DPD RI Irman Gusman, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haidar Nashir, Ketua Umum PBNU Said Agil Siraj, Gubernur Jatim Soekarwo dan ulama baik nasional dan daerah.
Usai membuka Munas IX MUI, Presiden dan rombongan dijadwalkan menuju Kabupaten Sidoarjo untuk bertemu dengan warga yang terkena dampak lumpur Sidoarjo di Kecamatan Porong.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015