Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Dari 68 kasus baru penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) sejak Januari-Juni yang diungkap oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sukabumi, Jawa Barat, delapan diantaranya adalah wanita yang tengah hamil.

"Pada tahun ini kasus baru penyebaran HIV didominasi oleh kaum wanita atau ibu rumah tangga, bahkan yang paling mencengangkan delapan ibu rumah tangga yang tengah hamil positif HIV," kata Ketua KPA Kota Sukabumi, Achmad Fahmi di Sukabumi, Minggu.

Menurutnya, delapan ibu rumah tangga yang tengah hamil ini sudah menjalani terapi yang salah satunya terapi agar si anak yang dalam kandungannya tidak tertular HIV. Selain itu, upaya lain untuk menekan pertumbuhan virus pihaknya juga memberikam terapi Anti Retroviral (ARV) agar daya tahan tubuh ibu rumah tangga ini tetap terjaga.

Ada beberapa penyebab ibu hamil ini tertular HIV, pertama ditularkan oleh suaminya yang lebih dahulu HIV atau mantan pecandu narkoba suntik dan bisa saja wanita ini pernah menjadi wanita pekerja seks atau mungkin ibu rumah tangga ini juga mantan pecandu narkoba suntik. Namun, yang paling utama saat ini adalah untuk menyelamatkan bayinya yang masih dalam kandungan agar setelah dilahirkan tidak tertular penyakit yang menjangkiti ibunya itu.

"Ada berbagai upaya terapi agar anaknya itu bisa selamat dan sehat setelah dilahirkan. Dan kedelapan ibu hamil ini terus kami pantau kondisi kesehatannya," tambah pria yang menjadi Wakil Wali Kota Sukabumi ini.

Adapun data temuan kasus baru HIV/ADIS KPA Kota Sukabumi selama 2015 dengan rincian sebanyak dari 68 kasus baru ini 38 orang berasal dari Kota Sukabumi dan sisanya sebanyak 30 orang dari luar Kota Sukabumi. Dari jumlah tersebut 34 orang di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT), dua orang balita dan rentang usianya di kisaran 25 hingga 49 tahun.

Fahmi mengimbau kepada masyarakat agar menjauhi aktivitas yang rawan tertular HIV, namun tidak jauhi orangnya, karena penyakit ini hanya menular melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bersama khususnya pengguna narkoba, transfusi darah dan tato. "Kami juga terus berupaya menghilangkan stigma negatif di masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS dan setiap ODHA juga mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015