Pemerintah Kota Bogor menargetkan indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Bogor pada 2024 sebesar 78,89 persen yang dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kota setempat periode 2019-2024.
"IPM adalah indikator yang paling lazim digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan. IPM Kota Bogor tahun lalu menurun, sehingga menjadi prioritas pada rencana pembangunan tahun 2022," kata Wali Kota Bogor Bima Arya di Kota Bogor, Sabtu.
Menurut Bima Arya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kota Bogor tahun 2020 turun 0,12 persen dari 76,23 persen menjadi 76,11 persen.
Baca juga: Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Bogor Tahun 2020
Karena itu, Pemerintah Kota Bogor selain fokus pada penanganan COVID-19 juga akan fokus pada perbaikan IPM yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
"Target IPM Kota Bogor 78,89 persen pada 2024 akan sulit tercapai, jika seluruh pemangku kepentingan di Kota Bogor tidak bekerja sungguh-sungguh untuk mengejarnya sejak saat ini," katanya.
Bima Arya mengakui daerah yang IPMnya turun bukan hanya Kota Bogor, tapi sebagian besar daerah di Indonesia. Bima menegaskan, semua pemangku kepentingan di Kota Bogor harus bekerja keras untuk meningkatkan IPM agar kembali normal.
"Kalau kota lain nantinya bisa normal, sedangkan IPM Kota Bogor masih belum normal, berarti ada yang salah di Kota Bogor," katanya.
Baca juga: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bogor (LPPD) Tahun 2019
Bima Arya menyatakan Pemerintah Kota Bogor mencanangkan percepatan pembangunan untuk meningkatkan IPM menjadi optimal.
Data lainnya di Kota Bogor, kata dia, pertumbuhan ekonomi turun 6,57 persen, pengangguran naik 3,6 persen, serta angka kemiskinan 6,68 persen.
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya juga mengapresiasi angka kasus COVID-19 yang sudah mulai terkendali, sehingga diharapkan Pemerintah Kota Bogor bisa kembali fokus pada pembangunan sektor lainnya.
Upaya penurunan kasus COVID-19 di Kota Bogor dilakukan dengan sejumlah program yang saling bersinergi, seperti penerapan PPKM Mikro, sinergitas posko tiga pilar di setiap kelurahan, serta pemberlakuan ganjil-genap kendaraan bermotor pada akhir pekan pada pekan pertama Februari hingga pekan kedua Maret 2021.
Baca juga: Mengukur Kinerja Pelayanan Publik
Kemudian, sejak pertengahan Januari hingga saat ini, Pemerintah Kota Bogor juga gencar melakukan vaksinasi COVID-19 untuk imunitas sasaran penerimanya.
Pembicaraan soal target perbaikan dan peningkatan IPM Kota Bogor ini juga dibahas oleh Bima Arya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bogor di halaman kantor Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (31/3).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"IPM adalah indikator yang paling lazim digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan. IPM Kota Bogor tahun lalu menurun, sehingga menjadi prioritas pada rencana pembangunan tahun 2022," kata Wali Kota Bogor Bima Arya di Kota Bogor, Sabtu.
Menurut Bima Arya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kota Bogor tahun 2020 turun 0,12 persen dari 76,23 persen menjadi 76,11 persen.
Baca juga: Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Bogor Tahun 2020
Karena itu, Pemerintah Kota Bogor selain fokus pada penanganan COVID-19 juga akan fokus pada perbaikan IPM yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
"Target IPM Kota Bogor 78,89 persen pada 2024 akan sulit tercapai, jika seluruh pemangku kepentingan di Kota Bogor tidak bekerja sungguh-sungguh untuk mengejarnya sejak saat ini," katanya.
Bima Arya mengakui daerah yang IPMnya turun bukan hanya Kota Bogor, tapi sebagian besar daerah di Indonesia. Bima menegaskan, semua pemangku kepentingan di Kota Bogor harus bekerja keras untuk meningkatkan IPM agar kembali normal.
"Kalau kota lain nantinya bisa normal, sedangkan IPM Kota Bogor masih belum normal, berarti ada yang salah di Kota Bogor," katanya.
Baca juga: Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bogor (LPPD) Tahun 2019
Bima Arya menyatakan Pemerintah Kota Bogor mencanangkan percepatan pembangunan untuk meningkatkan IPM menjadi optimal.
Data lainnya di Kota Bogor, kata dia, pertumbuhan ekonomi turun 6,57 persen, pengangguran naik 3,6 persen, serta angka kemiskinan 6,68 persen.
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya juga mengapresiasi angka kasus COVID-19 yang sudah mulai terkendali, sehingga diharapkan Pemerintah Kota Bogor bisa kembali fokus pada pembangunan sektor lainnya.
Upaya penurunan kasus COVID-19 di Kota Bogor dilakukan dengan sejumlah program yang saling bersinergi, seperti penerapan PPKM Mikro, sinergitas posko tiga pilar di setiap kelurahan, serta pemberlakuan ganjil-genap kendaraan bermotor pada akhir pekan pada pekan pertama Februari hingga pekan kedua Maret 2021.
Baca juga: Mengukur Kinerja Pelayanan Publik
Kemudian, sejak pertengahan Januari hingga saat ini, Pemerintah Kota Bogor juga gencar melakukan vaksinasi COVID-19 untuk imunitas sasaran penerimanya.
Pembicaraan soal target perbaikan dan peningkatan IPM Kota Bogor ini juga dibahas oleh Bima Arya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bogor di halaman kantor Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (31/3).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021