Uruguay mengonfirmasi pada Senin (22/3) bahwa pihaknya telah mendeteksi keberadaan dua varian virus corona yang berasal dari negara tetangga Brazil ketika negara kecil Amerika Selatan itu menghadapi lonjakan kasus dan kematian.
Para ilmuwan memeriksa 175 sampel COVID-19 yang diambil dari seluruh negeri dan menemukan jenis P1 Brazil di 24 sampel di antara yang diperiksa dan varian P2 di empat sampel.
Baca juga: Brazil melaporkan rekor 70.000 lebih kasus baru COVID-19
Gregorio Iraola, seorang ilmuwan yang tergabung dalam Inter-Institutional Working Group (GTI) Uruguay yang mengurut genom kasus COVID-19, mengatakan varian P2 sekarang sedang ditularkan dalam komunitas yang lebih luas ketimbang yang dibawa dari luar negeri, membuat penanganan wabah "lebih rumit."
Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou telah mengadakan rapat kabinet pada Selasa untuk membahas masalah tersebut.
Uruguay, yang memiliki populasi 3,5 juta, dalam beberapa pekan terakhir mengalami lonjakan kasus baru, kematian dan permintaan tempat tidur perawatan intensif rumah sakit, dengan tingkat hunian untuk tempat tidur perawatan intensif mencapai 64%, kata Perhimpunan Pengobatan Perawatan Intensif Uruguay dalam sebuah laporan. Pasien COVID-19 menyumbang 22% dari tempat tidur tersebut.
Baca juga: Kasus corona di Amerika Latin sentuh 8 juta
Ia memperingatkan bahwa jika tindakan mendesak tidak diambil untuk mengurangi infeksi, hunian tempat tidur rumah sakit bisa melonjak hingga 85% pada 4 April.
Baik jenis P1 maupun P2 COVID-19 telah diidentifikasi saat menyebar dengan cepat di Brazil, yang memikul beban kasus harian tertinggi di dunia saat ini.
Studi awal menunjukkan bahwa kedua jenis COVID-19 itu dapat mengatasi beberapa antibodi, meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi kembali dan mengurangi kemanjuran vaksin.
Baca juga: Brazil melaporkan 50.032 kasus baru corona dalam 24 jam
Studi Universitas Oxford yang diterbitkan minggu lalu menunjukkan bahwa antibodi yang dikembangkan melalui penyakit alami dan vaksin masih dapat menetralkan varian tersebut, meskipun pada tingkat yang lebih rendah.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Para ilmuwan memeriksa 175 sampel COVID-19 yang diambil dari seluruh negeri dan menemukan jenis P1 Brazil di 24 sampel di antara yang diperiksa dan varian P2 di empat sampel.
Baca juga: Brazil melaporkan rekor 70.000 lebih kasus baru COVID-19
Gregorio Iraola, seorang ilmuwan yang tergabung dalam Inter-Institutional Working Group (GTI) Uruguay yang mengurut genom kasus COVID-19, mengatakan varian P2 sekarang sedang ditularkan dalam komunitas yang lebih luas ketimbang yang dibawa dari luar negeri, membuat penanganan wabah "lebih rumit."
Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou telah mengadakan rapat kabinet pada Selasa untuk membahas masalah tersebut.
Uruguay, yang memiliki populasi 3,5 juta, dalam beberapa pekan terakhir mengalami lonjakan kasus baru, kematian dan permintaan tempat tidur perawatan intensif rumah sakit, dengan tingkat hunian untuk tempat tidur perawatan intensif mencapai 64%, kata Perhimpunan Pengobatan Perawatan Intensif Uruguay dalam sebuah laporan. Pasien COVID-19 menyumbang 22% dari tempat tidur tersebut.
Baca juga: Kasus corona di Amerika Latin sentuh 8 juta
Ia memperingatkan bahwa jika tindakan mendesak tidak diambil untuk mengurangi infeksi, hunian tempat tidur rumah sakit bisa melonjak hingga 85% pada 4 April.
Baik jenis P1 maupun P2 COVID-19 telah diidentifikasi saat menyebar dengan cepat di Brazil, yang memikul beban kasus harian tertinggi di dunia saat ini.
Studi awal menunjukkan bahwa kedua jenis COVID-19 itu dapat mengatasi beberapa antibodi, meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi kembali dan mengurangi kemanjuran vaksin.
Baca juga: Brazil melaporkan 50.032 kasus baru corona dalam 24 jam
Studi Universitas Oxford yang diterbitkan minggu lalu menunjukkan bahwa antibodi yang dikembangkan melalui penyakit alami dan vaksin masih dapat menetralkan varian tersebut, meskipun pada tingkat yang lebih rendah.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021