Depok, (Antara Megapolitan) - Sebanyak 63 peneliti Universitas Indonesia (UI) masuk dalam jajaran Top 750 Scientist Indonesia yang dirilis oleh Webometric Ranking of World University versi Google Scholar Citations (GSC).
"Webometric menampilkan daftar ilmuwan Indonesia per Mei 2015 berdasarkan hasil penelitian, publikasi maupun kutipan yang terekam di Google Scholar atau Google Cendikia," Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI, Rifelly Dewi Astuti di Depok, Jumat.
Menurut dia para ilmuwan tersebut menggeluti beragam keilmuan seperti ilmu komputer, teknik mesin, ilmu fisika nanopartikel, teknik perkapalan, ilmu antropologi dan lainnya. Sebut saja Prof Dr Terry Mart yang merupakan Guru Besar Ilmu Fisika UI yang memfokuskan penelitiannya pada bidang Fisika Nuklir dan Ekonofisika.
"Terry Mart telah menghasilkan tidak kurang dari 117 publikasi ilmiah dan berkomitmen untuk meningkatkan budaya riset di tengah-tengah mahasiswa UI khususnya program studi fisika," jelasnya.
Terry menginginkan munculnya budaya malu di pribadi seorang dosen ataupun mahasiswa tidak ikut melakukan penelitian.
Selanjutnya ilmuwan lainnya yang masuk dalam jajaran ilmuwan terbaik Indonesia adalah Dr Suraya Afiff, seorang Antropolog Indonesia dari UI yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Kajian Antropologi UI.
Suraya Afiff fokus pada penelitian terkait isu kepemilikan lahan, konflik tanah dan sumber daya alam, perubahan iklim, tata kelola hutan, gerakan lingkungan dan agraria serta manajemen berbasis masyarakat.
Sesuai dengan visi UI menjadi universitas unggulan di Asia Tenggara, maka penerapan Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah melalui penelitian menjadi prioritas utama.
"UI menekankan pada peningkatan penelitian yang bermutu dan relevan dengan tantangan nasional dan global," katanya.
Diharapkan, pencatatan ini menjadi motivasi bagi para ilmuwan Indonesia dan UI pada khususnya untuk semakin meningkatkan produktivitas penelitian sehingga mampu menghasilkan solusi bagi kemajuan dunia pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Webometric menyarankan bagi para akademisi Indonesia lainnya yang telah memiliki publikasi ilmiah diharapkan dapat mengoreksi dan memperbarui profil publik Google Scholar pada akun masing-masing sehingga dapat terekam oleh mesin Google Scholar.
Top 750 Scientist Indonesia merupakan daftar ilmuwan yang disusun oleh Webometric berdasarkan jumlah karya/publikasi ilmiah yang terdapat dalam database GSC per Mei 2015.
Google Scholar atau Google Cendekia merupakan mesin pencari khusus untuk materi pendidikan yang didalamnya termasuk Jurnal Imiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas akhir, Makalah dan karya ilmiah lainnya.
Google Scholar mampu menampilkan materi edukatif yang berasal langsung dari sumbernya sehingga isi dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini database Google Scholar tersebut memuat tak kurang dari 160 juta dokumen.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Webometric menampilkan daftar ilmuwan Indonesia per Mei 2015 berdasarkan hasil penelitian, publikasi maupun kutipan yang terekam di Google Scholar atau Google Cendikia," Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI, Rifelly Dewi Astuti di Depok, Jumat.
Menurut dia para ilmuwan tersebut menggeluti beragam keilmuan seperti ilmu komputer, teknik mesin, ilmu fisika nanopartikel, teknik perkapalan, ilmu antropologi dan lainnya. Sebut saja Prof Dr Terry Mart yang merupakan Guru Besar Ilmu Fisika UI yang memfokuskan penelitiannya pada bidang Fisika Nuklir dan Ekonofisika.
"Terry Mart telah menghasilkan tidak kurang dari 117 publikasi ilmiah dan berkomitmen untuk meningkatkan budaya riset di tengah-tengah mahasiswa UI khususnya program studi fisika," jelasnya.
Terry menginginkan munculnya budaya malu di pribadi seorang dosen ataupun mahasiswa tidak ikut melakukan penelitian.
Selanjutnya ilmuwan lainnya yang masuk dalam jajaran ilmuwan terbaik Indonesia adalah Dr Suraya Afiff, seorang Antropolog Indonesia dari UI yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Kajian Antropologi UI.
Suraya Afiff fokus pada penelitian terkait isu kepemilikan lahan, konflik tanah dan sumber daya alam, perubahan iklim, tata kelola hutan, gerakan lingkungan dan agraria serta manajemen berbasis masyarakat.
Sesuai dengan visi UI menjadi universitas unggulan di Asia Tenggara, maka penerapan Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah melalui penelitian menjadi prioritas utama.
"UI menekankan pada peningkatan penelitian yang bermutu dan relevan dengan tantangan nasional dan global," katanya.
Diharapkan, pencatatan ini menjadi motivasi bagi para ilmuwan Indonesia dan UI pada khususnya untuk semakin meningkatkan produktivitas penelitian sehingga mampu menghasilkan solusi bagi kemajuan dunia pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Webometric menyarankan bagi para akademisi Indonesia lainnya yang telah memiliki publikasi ilmiah diharapkan dapat mengoreksi dan memperbarui profil publik Google Scholar pada akun masing-masing sehingga dapat terekam oleh mesin Google Scholar.
Top 750 Scientist Indonesia merupakan daftar ilmuwan yang disusun oleh Webometric berdasarkan jumlah karya/publikasi ilmiah yang terdapat dalam database GSC per Mei 2015.
Google Scholar atau Google Cendekia merupakan mesin pencari khusus untuk materi pendidikan yang didalamnya termasuk Jurnal Imiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas akhir, Makalah dan karya ilmiah lainnya.
Google Scholar mampu menampilkan materi edukatif yang berasal langsung dari sumbernya sehingga isi dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini database Google Scholar tersebut memuat tak kurang dari 160 juta dokumen.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015