Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan ribuan logistik bantuan ke lokasi bencana di wilayah Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat dampak dari gempa bumi dengan magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat, (15/1) pagi.
"Logistik yang kami distribusikan tersebut berupa bantuan untuk korban bencana dan alat pelindung diri (APD) yang akan disebar baik untuk korban maupun petugas gabungan yang melakukan operasi penanggulangan bencana di lokasi terdampak," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat Sudirman Said dihubungi ANTARA melalui sambungan telepon, Jumat.
Adapun logistik yang didistribusikan tersebut seperti dari Gudang Regional PMI Makassar berupa family kit sebanyak 200 paket dan 200 lembar selimut. Kemudian logistik yang disalurkan melalui jalur darat dari Gudang PMI Palu yakni 100 pcs hazmat, 1.500 lembar masker.
Baca juga: PMI kerahkan puluhan relawan dan ambulans ke lokasi terdampak gempa Sulbar
Selanjutnya terpal gulung berukuran 4x100 meter sebanyak dua roll, 50 pcs rompi dan sebanyak 191 paket family tent. Bantuan ini sudah mulai disalurkan ke beberapa lokasi bencana khususnya ke pengungsian.
Selain itu, puluhan relawan yang didatangkan dari beberapa provinsi terdekat dengan lokasi bencana seperti dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah sudah bergabung dengan petugas gabungan TNI, Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Dalam merespon kejadian bencana gempa bumi di Sulbar ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan lembaga berwenang setempat. Fokus bantuan yang diberikan relawan PMI saat ini adalah mengevakuasi korban selamat atau penyintas maupun korban yang terjebak di reruntuhan bangunan yang ambruk serta korban meninggal dunia.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 6,2 di Mamuju akibatkan sejumlah bangunan ambruk
Ambulans pun sudah di mobilisasi untuk mengangkut para korban khususnya yang terluka dan meninggal dunia untuk di bawa ke rumah sakit terdekat. Kemudian, sebagian relawan pun memberikan pelayanan kesehatan dan menyebar obat-obatan serta vitamin.
"Bantuan akan terus distribusikan dan kami saat ini masih menunggu hasil assessment yang dilakukan relawan untuk mengetahui apa saja kebutuhan darurat korban para korban di pungungsian. Air bersih pun dalam waktu dekat akan kami salurkan ke berbagai titik daerah terdampak," tambahnya.
Sementara, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi mengatakan upaya membantu pemerintah dalam mempercepat proses penanggulangan bencana pihaknya sudah menginstruksikan personel PMI yang berada di daerah terdekat lokasi bencana untuk menambah kekuatan di lapangan.
Baca juga: Kantor Gubernur Sulbar roboh akibat gempa magnitudo 6,2
Di sisi lain, di masa pandemi ini pihaknya pun konsen terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 khususnya di lokasi pengungsian dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang menerapkan protokol kesehatan.
"Selain fokus kepada proses penanggulangan bencana gempa, kami pun konsen terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 di lokasi terdampak. Jangan sampai penyintas gempa malah menjadi korban penularan COVID-19," tambahnya.
Informasi yang dihimpun, hingga saat ini dampak gempa bumi berkekutan 6,2 SR yang terjadi pada Jumat, (15/1) pagi menyebabkan 34 warga meninggal dunia dan untuk kerusakan bangunan masih dalam perhitungan, selain itu sejumlah warga mengungsi di berbagai lokasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Logistik yang kami distribusikan tersebut berupa bantuan untuk korban bencana dan alat pelindung diri (APD) yang akan disebar baik untuk korban maupun petugas gabungan yang melakukan operasi penanggulangan bencana di lokasi terdampak," kata Sekretaris Jendral PMI Pusat Sudirman Said dihubungi ANTARA melalui sambungan telepon, Jumat.
Adapun logistik yang didistribusikan tersebut seperti dari Gudang Regional PMI Makassar berupa family kit sebanyak 200 paket dan 200 lembar selimut. Kemudian logistik yang disalurkan melalui jalur darat dari Gudang PMI Palu yakni 100 pcs hazmat, 1.500 lembar masker.
Baca juga: PMI kerahkan puluhan relawan dan ambulans ke lokasi terdampak gempa Sulbar
Selanjutnya terpal gulung berukuran 4x100 meter sebanyak dua roll, 50 pcs rompi dan sebanyak 191 paket family tent. Bantuan ini sudah mulai disalurkan ke beberapa lokasi bencana khususnya ke pengungsian.
Selain itu, puluhan relawan yang didatangkan dari beberapa provinsi terdekat dengan lokasi bencana seperti dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah sudah bergabung dengan petugas gabungan TNI, Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Dalam merespon kejadian bencana gempa bumi di Sulbar ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan lembaga berwenang setempat. Fokus bantuan yang diberikan relawan PMI saat ini adalah mengevakuasi korban selamat atau penyintas maupun korban yang terjebak di reruntuhan bangunan yang ambruk serta korban meninggal dunia.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 6,2 di Mamuju akibatkan sejumlah bangunan ambruk
Ambulans pun sudah di mobilisasi untuk mengangkut para korban khususnya yang terluka dan meninggal dunia untuk di bawa ke rumah sakit terdekat. Kemudian, sebagian relawan pun memberikan pelayanan kesehatan dan menyebar obat-obatan serta vitamin.
"Bantuan akan terus distribusikan dan kami saat ini masih menunggu hasil assessment yang dilakukan relawan untuk mengetahui apa saja kebutuhan darurat korban para korban di pungungsian. Air bersih pun dalam waktu dekat akan kami salurkan ke berbagai titik daerah terdampak," tambahnya.
Sementara, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi mengatakan upaya membantu pemerintah dalam mempercepat proses penanggulangan bencana pihaknya sudah menginstruksikan personel PMI yang berada di daerah terdekat lokasi bencana untuk menambah kekuatan di lapangan.
Baca juga: Kantor Gubernur Sulbar roboh akibat gempa magnitudo 6,2
Di sisi lain, di masa pandemi ini pihaknya pun konsen terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 khususnya di lokasi pengungsian dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang menerapkan protokol kesehatan.
"Selain fokus kepada proses penanggulangan bencana gempa, kami pun konsen terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 di lokasi terdampak. Jangan sampai penyintas gempa malah menjadi korban penularan COVID-19," tambahnya.
Informasi yang dihimpun, hingga saat ini dampak gempa bumi berkekutan 6,2 SR yang terjadi pada Jumat, (15/1) pagi menyebabkan 34 warga meninggal dunia dan untuk kerusakan bangunan masih dalam perhitungan, selain itu sejumlah warga mengungsi di berbagai lokasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021