Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat menjelang rilis data neraca perdagangan Desember 2020.
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah menguat 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.048 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.059 per dolar AS.
"Pengumuman rencana paket stimulus Joe Biden yang besar, senilai 1,9 triliun dolar AS, memberikan sentimen positif ke aset berisiko dan rupiah berpeluang ikut menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Emas turun 3,5 dolar, begini komentar "dovish" ketua Fed tahan kerugian
Ariston menuturkan stimulus yang besar diharapkan bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi AS yang tertekan akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, lanjutnya, potensi pelemahan dolar AS juga masih terbuka karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dini hari tadi yang mengonfirmasi bahwa tingkat suku bunga akan dipertahankan di kisaran rendah dan belum akan dinaikkan dalam waktu dekat. Powell menjelaskan bahwa ekonomi AS membutuhkan waktu untuk pulih dari pandemi.
Baca juga: Kegiatan dunia usaha pada triwulan IV 2020 membaik
Di sisi lain, data neraca perdagangan Indonesia untuk Desember diperkirakan akan kembali mengalami surplus. Konsensus analis memprediksi surplus sebesar 2,3 miliar dolar AS.
"Hasil yang surplus bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Pada Kamis (14/1) lalu, rupiah ditutup menguat 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.059 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.060 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah menguat 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.048 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.059 per dolar AS.
"Pengumuman rencana paket stimulus Joe Biden yang besar, senilai 1,9 triliun dolar AS, memberikan sentimen positif ke aset berisiko dan rupiah berpeluang ikut menguat terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Emas turun 3,5 dolar, begini komentar "dovish" ketua Fed tahan kerugian
Ariston menuturkan stimulus yang besar diharapkan bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi AS yang tertekan akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, lanjutnya, potensi pelemahan dolar AS juga masih terbuka karena pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dini hari tadi yang mengonfirmasi bahwa tingkat suku bunga akan dipertahankan di kisaran rendah dan belum akan dinaikkan dalam waktu dekat. Powell menjelaskan bahwa ekonomi AS membutuhkan waktu untuk pulih dari pandemi.
Baca juga: Kegiatan dunia usaha pada triwulan IV 2020 membaik
Di sisi lain, data neraca perdagangan Indonesia untuk Desember diperkirakan akan kembali mengalami surplus. Konsensus analis memprediksi surplus sebesar 2,3 miliar dolar AS.
"Hasil yang surplus bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Pada Kamis (14/1) lalu, rupiah ditutup menguat 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.059 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.060 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021