Kedutaan Besar RI di Beijing, China, mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Peking khusus untuk warga negara Indonesia di Hong Kong.
"PKBM ini menggelar program Kelompok Belajar Paket C (setara SMA)," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA, Rabu.
Di Hong Kong terdapat sekitar 178.000 pekerja migran Indonesia yang mayoritas perempuan pekerja sektor informal.
Menurut Yaya, dari jumlah tersebut tidak lebih dari 1 persen yang mendapatkan pelayanan pendidikan.
"Kami berharap layanan yang diberikan KJRI (Konsulat Jenderal RI) Hong Kong dan KBRI Beijing melalui PKBM ini bisa meningkatkan minat pendidikan 12 tahun," ujarnya.
Sampai saat ini sudah ada 50 peserta yang mengikuti program tersebut tiga hari dalam sepekan.
Biaya pendidikan tersebut gratis dan ditanggung sepenuhnya oleh Atdikbud KBRI Beijing.
Sejauh ini di Hong Kong terdapat beberapa PKBM yang didirikan secara mandiri oleh WNI dan mendapat dukungan dari Atdikbud KBRI Beijing.
Ijazah Paket C yang diraih para PMI di Hong Kong digunakan untuk mendaftar program S1 Universitas Terbuka.
Menariknya dalam program pendidikan PKBM Peking, para peserta dibekali materi keterampilan, seperti kewirausahaan, ekonomi digital, perawatan orang tua jompo, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin.
"Keterampilan ini menjadi nilai tambah bagi PMI. Kalau kembali ke Indonesia, mereka bisa melamar lembaga lain yang linier dengan latar belakang pendidikan mereka. Jadi, tidak selamanya mereka jadi pekerja migran sektor informal," kata Yaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"PKBM ini menggelar program Kelompok Belajar Paket C (setara SMA)," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA, Rabu.
Di Hong Kong terdapat sekitar 178.000 pekerja migran Indonesia yang mayoritas perempuan pekerja sektor informal.
Menurut Yaya, dari jumlah tersebut tidak lebih dari 1 persen yang mendapatkan pelayanan pendidikan.
"Kami berharap layanan yang diberikan KJRI (Konsulat Jenderal RI) Hong Kong dan KBRI Beijing melalui PKBM ini bisa meningkatkan minat pendidikan 12 tahun," ujarnya.
Sampai saat ini sudah ada 50 peserta yang mengikuti program tersebut tiga hari dalam sepekan.
Biaya pendidikan tersebut gratis dan ditanggung sepenuhnya oleh Atdikbud KBRI Beijing.
Sejauh ini di Hong Kong terdapat beberapa PKBM yang didirikan secara mandiri oleh WNI dan mendapat dukungan dari Atdikbud KBRI Beijing.
Ijazah Paket C yang diraih para PMI di Hong Kong digunakan untuk mendaftar program S1 Universitas Terbuka.
Menariknya dalam program pendidikan PKBM Peking, para peserta dibekali materi keterampilan, seperti kewirausahaan, ekonomi digital, perawatan orang tua jompo, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin.
"Keterampilan ini menjadi nilai tambah bagi PMI. Kalau kembali ke Indonesia, mereka bisa melamar lembaga lain yang linier dengan latar belakang pendidikan mereka. Jadi, tidak selamanya mereka jadi pekerja migran sektor informal," kata Yaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020