"Kesetiaan" bulan mengelilingi bumi membuat bumi menjadi lebih stabil ketika berotasi, kata Direktur Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat Premana Wardayanti Premadi.
Peran bulan dalam membantu menjaga kestabilan bumi saat berotasi berdampak besar terhadap kehidupan manusia.
"Dengan gravitasi bumi yang tidak seragam --ada gunung hingga samudera dalam-- bumi akan rentan untuk wobbling di dalam berotasi," kata Premana, akrab disapa Nana, di webinar bersama Komunitas Tintin Indonesia, Sabtu.
Jika bumi tidak stabil saat berputar, manusia dan makhluk yang tinggal di sana akan sulit beradaptasi. Sebab, tidak ada keteraturan yang terjaga seperti musim yang akan lebih acak.
Baca juga: Perhatian, Asteroid Apollo melintas dekat bumi jelang lebaran
Dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) juga bicara tentang dampak bulan terhadap bumi dan seisinya.
Gravitasi bulan dan matahari yang mempengaruhi pasang surut air laut di bumi juga berperan dalam kehidupan manusia. Posisi bulan terhadap bumi akan mempengaruhi pasang dan surut air laut, sebuah pola alam yang jadi patokan aktivitas makhluk hidup.
Baca juga: Gerhana matahari akan kembali terlihat di Indonesia pada 2023
"Misalnya ada penyu yang bertelur pas purnama, telur dibawa lagi ke laut pas saat yang betul-betul memakai ritme pasang surut ini. Para pelaut juga tahu betul ini (pasang surut air laut)," ujar ilmuwan yang namanya diabadikan sebagai nama asteroid, Asteroid 12937 Premadi.
Di tempat yang belum terjangkau listrik, bulan adalah sumber penerangan untuk aktivitas di luar ruangan pada malam hari.
Baca juga: Gerhana Matahari Diteliti Di Maba Maluku Utara
Tanpa bulan, manusia bisa jadi hanya mengenal hari dan tahun karena satelit alami bumi ini berfungsi juga sebagai penala waktu.
"Bulan (month) jadi penala waktu yang lebih besar dari hari, tapi lebih kecil dari tahun. Bisa dipakai di kalender Masehi dan Hijriah. Penting untuk aktivitas manusia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Peran bulan dalam membantu menjaga kestabilan bumi saat berotasi berdampak besar terhadap kehidupan manusia.
"Dengan gravitasi bumi yang tidak seragam --ada gunung hingga samudera dalam-- bumi akan rentan untuk wobbling di dalam berotasi," kata Premana, akrab disapa Nana, di webinar bersama Komunitas Tintin Indonesia, Sabtu.
Jika bumi tidak stabil saat berputar, manusia dan makhluk yang tinggal di sana akan sulit beradaptasi. Sebab, tidak ada keteraturan yang terjaga seperti musim yang akan lebih acak.
Baca juga: Perhatian, Asteroid Apollo melintas dekat bumi jelang lebaran
Dosen Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) juga bicara tentang dampak bulan terhadap bumi dan seisinya.
Gravitasi bulan dan matahari yang mempengaruhi pasang surut air laut di bumi juga berperan dalam kehidupan manusia. Posisi bulan terhadap bumi akan mempengaruhi pasang dan surut air laut, sebuah pola alam yang jadi patokan aktivitas makhluk hidup.
Baca juga: Gerhana matahari akan kembali terlihat di Indonesia pada 2023
"Misalnya ada penyu yang bertelur pas purnama, telur dibawa lagi ke laut pas saat yang betul-betul memakai ritme pasang surut ini. Para pelaut juga tahu betul ini (pasang surut air laut)," ujar ilmuwan yang namanya diabadikan sebagai nama asteroid, Asteroid 12937 Premadi.
Di tempat yang belum terjangkau listrik, bulan adalah sumber penerangan untuk aktivitas di luar ruangan pada malam hari.
Baca juga: Gerhana Matahari Diteliti Di Maba Maluku Utara
Tanpa bulan, manusia bisa jadi hanya mengenal hari dan tahun karena satelit alami bumi ini berfungsi juga sebagai penala waktu.
"Bulan (month) jadi penala waktu yang lebih besar dari hari, tapi lebih kecil dari tahun. Bisa dipakai di kalender Masehi dan Hijriah. Penting untuk aktivitas manusia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020