Jakarta, (Antaranews Bogor) - Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia menegaskan agar pemerintah menjamin bahwa proses pengolahan sumber kekayaan alam harus dilakukan di dalam negeri.

"Agar sumber daya manusia (SDM) lulusan universitas kita bisa terpakai untuk mengolah sumber kekayaan alam yang ada," kata Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Dr Warsito P Taruno, M. Eng, di Jakarta, Minggu.

Dalam kaitan itu, guna mengawali kegiatan tahun 2015 pihaknya memfasilitasi pertemuan 40 doktor untuk membahas strategi pembangunan Indonesia berbasis pengetahuan, yang dipusatkan di MITI Center, Depok, Jawa Barat.

Ia menegaskan bahwa pemerintah dan industri nasional harus bersinergi untuk menjadikan rakyat lebih berdaya dengan cara menciptakan pasar bagi produk inovasi dari rakyat.

Melalui jejaring luas yang dimiliki MITI, para doktor yang hadir yakin bila amanah kesejahteraan rakyat yang mereka emban dapat segera terwujud jika berbagai pihak dapat bersinergi.

Sejak didirikan 10 tahun yang lalu, katanya, MITI membawa misi untuk menjadi pendorong terwujudnya Indonesia yang dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan.

"Bukan eksploitasi sumber kekayaan alam semata, tetapi Indonesia yang memanfaatkan kekayaan intelektual dari sumber daya manusia yang unggul," kata doktor lulusan Universitas Shizuoka, Jepang itu.

MITI, katanya, mengambil peran non-partisan sebagai "networking" (jejaring) dan "pipeline" (penyalur), menjadi sumber inspirasi, pendorong, dan penghubung ke semua pihak untuk membangun Indonesia yang sejahtera dan bermartabat berbasis ilmu pengetahuan.

Selama 10 tahun ini, MITI telah berupaya membangun jaringan dan kemitraan di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Di kalangan mahasiswa, MITI telah bermitra dengan hampir 80 kampus di 30 provinsi di Indonesia, dan juga bermitra dengan jaringan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia, berbagai organisasi swadaya masyarakat maupun LSM internasional.

MITI berharap pertemuan awal tahun ini akan menjadi forum bagi para intelektual Indonesia yang mempunyai kepedulian terhadap pembangunan Indonesia berbasis ilmu pengetahuan untuk terus menyuarakan dan mengawal kebijakan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembangunan Indonesia.



Pertumbuhan baru

Warsito P Taruno menegaskan bahwa dengan jejaring yang dimiliki MITI akan membuka wilayah sumber-sumber pertumbuhan baru di tengah masyarakat dengan dasar ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

Dalam pertemuan itu, para doktor yang notabene adalah lulusan luar negeri berkumpul untuk menyinergikan langkah dan upaya untuk membawa bangsa Indonesia lebih maju dan bermartabat.

Untuk itu, katanya, para doktor anggota MITI bersepakat untuk lebih proaktif dan inisiatif dalam pembangunan nasional.

"Kami menyadari bahwa amanah untuk memajukan Indonesia ada di pundak kami," katanya.

Ditegaskan bahwa Indonesia bukan tidak punya modal untuk bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh bangsa-bangsa paling maju di dunia sekali pun.

"Kita memiliki semua modal untuk menjadikan Indonesia yang maju, baik sumber daya alam yang melimpah maupun sumber daya manusianya yang unggul, sesuatu yang sangat sedikit dimiliki oleh negara-negara yang telah maju di dunia," kata kata ilmuwan penemu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), sebuah teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang digunakan pada CT Scan itu.

Hanya saja, kata dia, yang belum terjadi adalah kesesuaian di antara keduanya.

Menjawab tantangan ini, para doktor sepakat jika sistem inovasi nasional dapat menjadi solusi.

Sistem inovasi nasional, katanya, merupakan tugas pemerintah di samping pembangunan infrastruktur.

Karena itu, sistem inovasi nasional harus menjamin terjadinya transfer ilmu pengetahuan dari universitas dan lembaga penelitian ke sektor pengguna di industri dan bisnis.

"Jadi, pemerintah harus menciptakan ruang, sarana dan insentif bagaimana mata rantai itu bisa terwujud," demikian Warsito P Taruno.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015