Bogor,  (Antaranews Bogor) - Kantor Imigrasi wilayah II Bogor merazia keberadaan warga negara asing dengan sasaran utama migran gelap yang berada di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Razia imigran gelap ini juga melibatkan pejabat pemerintahan Kecamatan Cisarua serta aparat Koramil dan Polsek setempat.

Kepala Kantor Imigrasi Wilayah II Bogor Herman Lukman mengatakan operasi gabungan tersebut sebagai tindak lanjut dari tertangkapnya sejumlah wanita asal Maroko yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial.

"Kegiatan ini merupakan pengawasan rutin terhadap keberadaan warga negara asing yang menetap di kawasan Puncak," kata Herman di sela-sela razia.

Herman mengatakan dalam razia tersebut pihaknya melakukan pendataan ulang kepada para imigran pencari suaka ataupun pengungsi yang masih menetap di Puncak.

Sedangkan untuk imigran ilegal yang tidak memiliki dokumen akan langsung dibawa ke kantor Imigrasi untuk didata dan dideportasi.

Operasi gabungan antara Imigrasi, kecamatan, Polsek dan Koramil berpencar ke sejumlah titik di antaranya Desa Batu Layang, dan Kampung Kopo Desa Citeko Kecamatan Cisarua.

Dalam operasi tersebut di Kampung Kopo Desa Citeko petugas menemukan sejumlah rumah warga yang dihuni oleh warga negara asing dari Afganistan.

Rata-rata mereka yang tinggal disana berasa dari Afganistan dan Pakistan, mereka ada yang sudah berkeluarga dan kebanyakan laki-laki remaja.

"Mereka yang tinggal di sini semuanya memiliki dokumen resmi seperti surat dari UNHCR ada yang sebegai pengungsi maupun pencari suaka," kata Herman.

Herman menyebutkan, selama keberadaan para pencari suaka maupun pengungsi perang tersebut tidak mengganggu kehidupan warga di sekitar masih dipersilakan untuk menetap sampai mereka diterima di negara ketiga yang menjadi tujuan akhir mereka.

Menurut Herman, data terakhir sejak 2012 jumlah imigran yang menetap di Puncak berjumlah sekitar 380 orang.

"Kami melakukan pendataan ulang memastikan jumlah mereka, karena ada juga imigran yang masuk secara mandiri ini yang sulit kita data," kata Herman.

dalam operasi gabungan tersebut didapati sekitar 18 warga Afganistan menempati empat rumah kontrakan di Kampung Kopo Desa Citeko milik warga setempat.

Menurut Fauziah (27) pemilik rumah, beberapa dari imigran yang tinggal menyewa di rumahnya ada yang sudah satu tahun tinggal, dan ada juga yang baru satu bulan.

Mereka terdiri dari dua keluarga dan dua kelompok pria yang masih lajang. Satu keluarga terdiri dari enam orang, ada juga yang empat orang.

"Rata-rata mereka yang tinggal di sini memiliki dokumen, kalau tidak ada dokumennya saya tidak terima," kata Fauziah.

Operasi yang berlangsung selama empat jam tersebut berhasil menjaring imigran gelap atau tidak memiliki dokumen yang semuanya berasal dari Afganistan.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014