Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat tipis meski dibayangi lonjakan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.

Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.425 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.

"Ada harapan vaksin potensial untuk COVID-19 akan ditemukan dan pasar merespon positif, sehingga kekhawatiran tentang lonjakan infeksi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia sedikit berkurang," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Gilead Sciences Inc mengatakan data tambahan dari penelitian tahap akhir menunjukkan antivirus remdesivir mengurangi risiko kematian dan secara signifikan meningkatkan kondisi pasien COVID-19 yang sakit parah.

Baca juga: Giliran harga emas tergelincir tertekan kenaikan ekuitas meski kasus virus meningkat

Dari domestik, pelaku pasar merespon negatif terhadap kasus pandemi COVID-19 di Indonesia dalam minggu ini yang mencetak rekor tertinggi dan pemerintah perlu mewaspadai hal tersebut.

"Apabila situasi tidak segera kondusif, maka masalah pandemi virus Corona ini akan menjalar ke sektor lainnya yaitu sektor ekonomi dan keuangan," ujar Ibrahim.

Baca juga: Kang Emil belum izinkan bioskop dan tempat karaoke buka di Jabar

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.370 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.370 per dolar AS hingga Rp14.473 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.486 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.501 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020