Jakarta, (Antaranews Bogor) - Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Alexander Yahya Datuk mengatakan peran Bulog perlu diperkuat agar harga komoditas dapat stabil pasca kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.

"Jangan dampai ada spekulan yang bermain sehingga harga-harga melambung tinggi," kata Alexander Yahya dalam Talk Show and with Stand Up Comedy yang bertajuk Menakar Urgensi Kenaikan Harga BBM Bersubsidi di Aula FISIP Kampus UPN Veteran Jakarta, Kamis.

Menurut dia saat inilah waktu yang tepat untuk blusukan ke pasar-pasar memantau secara langsung ketersediaan bahan pokok dan komoditas lainnya yang ada dipasaran, agar benar-benar tersedia.

"Jangan sampai barangnya mahal dan susah didapat," katanya.

Dikatakannya kita harus melihat implikasi efek ekonomi yang tak bisa dipastikan pasar, karena konsumsi yang menggerakkan ekonomi kita. Untuk itu perlu kebijkan prilaku konsumsi.

"Belanja negara tentunya akan akan mampu menstimulasi dan harus dilakukan dengan cermat," ujarnya.

Alexander mengatakan saat ini Indonesia banyak melakukan ekspor barang mentah karena tidak mempunyai infrastruktur yang memadai untuk membuat barang-barang mentah menjadi barang jadi yang mempunyai nilai tambah.

Kenaikan BBM kata dia memnag mempunyai pengaruh yang luas terhadap pengusaha terutama dibidang sektor jasa tranportasi dan juga pengiriman logistik karena bersentuhan langsung dengan penggunaan BBM.

Sementara itu Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi memang tidak bisa dihindarkan lagi dan saat ini memang waktu yang tepat untuk menaikkannya.

"Pengalihan subsidi dari sektor konsumtif ke sektor produktif langkah yang tepat," ujarnya.

Ia juga mengatakan penurunan harga minyak dunia saat ini jangan hanya dilihat saat ini saja tetapi secara keseluruhan yaitu sebelum dan akan datang bagaimana harga minyak. Pada musim dingin di eropa tentunya akan membuat konsumsi akan tinggi.

Untuk itu kata dia langkah yang perlu diambil lagi adalah bagaimana membangun infrastruktur agar mendukung industri yang ada di Indonesia. "Kita jangan hanya mengekspor produk primer saja tetapi juga barang yang mempunyai nilai tambah, untuk itu pelu dukungan infrastruktur yang memadai," ujarnya.

Ia mengatakan jika kita hanya mengekspor barang primer maka akan ada waktunya mengalami kejatuhan. Untuk itu perlu membangun infrastruktur yang mendukung industri agar mampu bersiang dengan negara-negara lainnya.

"Investor memerlukan jaminan agar infrastruktur di Indonesia menjadi lebih baik," katanya.

Fithra menilai kenaikan harga BBM bersubsidi ini tentunya melemahkan daya beli masyarakat hingga mencapai 10 persen untuk itu perlu kompensasi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. 


Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014