Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan lima persen setelah harga BBM mengalami kenaikan.

"Kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat ini masih bisa dikatakan wajar dengan kenaikan tidak lebih dari lima persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Ela Nurlaela kepada Antara, Selasa.

Menurut Ela, bahkan sebelum BBM naik pun sebagian harga kebutuhan pokok sudah naik seperti daging ayam naik Rp3 ribu/kg menjadi Rp30 ribu/kg yang awalnya hanya Rp27 ribu/kg.

Namun kenaikan harga yang paling mencolok di komiditi cabai yang naiknya hingga dua kali lipat dari harga awalnya yakni dari Rp25 ribu/kg menjadi Rp50 ribu/kg, kenaikan harga cabai tersebut selain dipengaruhi faktor naiknya BBM juga cuaca buruk yang melanda dalam beberapa bulan terakhir ini.

Namun, untuk persediaan kebutuhan pokok di pasar hingga kini masih aman atau tersedia. Lebih lanjut, naiknya harga kebutuhan pokok ini merupakan salah satu imbas naiknya harga BBM, sudah dipastikan secara perlahan harganya akan merangkak naik karena bertambahnya ongkos produksi.

"Antisipasi terjadinya lonjakan harga yang signifikan, kami sudah menugaskan seluruh petugas bidang perdagangan untuk memantau pergerakan harga kebutuhan pokok dan persediaannya. Jangan sampai sudah harga mahal, persediaan pun kosong yang bisa terjadi kekacauan di masyarakat," tambahnya.

Sementara itu, salah seorang penjual kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Ahmad Fatoni mengatakan kenaikan harga ini mengikuti naiknya BBM subsidi sehingga ada tambahan di ongkos kirim.

Untuk kenaikan di hari pertama pascanaiknya harga BBM belum signifikan berkisar lima persen dari seluruh komoditi. Namun, kenaikan harga yang paling signifikan terjadi di komoditi sayuran seperti waluh sayur, kacang panjang, buncis, wortel dan lain-lain.

"Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk menekan naiknya harga, jangan sampai ada spekulan yang memanfaatkan kondisi naiknya harga BBM subsidi ini. Bahkan saat ini juga omset jualan kami menurun hingga 50 persen," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014