Bogor, (Antaranews Bogor) - Puluhan mahasiswa penggiat konservasi dari 10 universitas di Indonesia mengikuti Konferensi Nasional yang diselenggarakan oleh Uni Konservasi Fauna (UKF) Institut Pertanian Bogor.

"Salah satu tujuan kegiatan ini untuk menjalin kerja sama yang sinergis dan berkelanjutan antar mahasiswa penggerak konservasi alam," kata Ketua Pelaksana Irma Herwanti di Bogor, Jumat.

Irma menjelaskan, konferensi nasional mahasiswa penggiat konservasi alam merupakan yang pertama kali digelar, berawal dari kerja sama antara UKF IPB dan mahasiswa penggiat konservasi Universitas Indonesia.

Diharapkan melalui kegiatan tersebut akan terjalin kerja sama yang lebih kuat sehingga konferensi dapat dilakukan setiap tahunnya.

Menurut Irman, kekayaan biodiversitas Indonesia yang diklaim sebagai salah satu terbesar di dunia, mengalami irni kelestarian yang mencemaskan.

Bebagai jenis keragaman hayati tersebut kini semakin terdesak keberadaannya oleh berbagai tindak eksploitasi manusia. Sebagai contoh dari data Kemenhut tahun 2011, tidak kurang dari 37.140 ton trenggiling diseludupkan ke luar negeri dalam kurun waktu lima tahun.

Belum lagi, lanjut Irma, kasus maraknya perdagangan gading gajah, pembataian orangutan dan konflik Harimau Sumatera.

"Di sisi lain, satwa juga didakwa merusak bahkan divonis sebagai pembunuh hanya karena berusaha mempertahankan habitatnya yang tergusur oleh konvensi lahan untuk ekspansi perkebunan," ujar Irma.

Melihat kondisi demikian menjadi perjuangan mahasiswa penggiat konservasi alam untuk terus menyerukan penyelamatan flora dan fauna di Indonesia.

Ia menyebutkan kegiatan konferensi berlangsung selama sepekan, puncak acara digelar di dua lokasi yakni di Kampus IPB Dramaga dan Campsite Tanakita, Situ Gunung, Sukabumi pada 15 hingga 17 November.

Pada puncak acara di Bogor diisi dengan seminar yang menghadirkan pembicara dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung (PJLKHL), serta Hariyawan Agung Wahyudi selaku Executive Officer Forum HarimauKita.

Dalam pemaparannya, pembicara dari Direktorat PJLKHL menyebutkan relawan konservasi sangat dibutuhkan oleh pemerintah dalam menjaga kelestarian alam dan hutan yang belum maksimal dilakukan.

Menurutnya, mahasiswa selama ini menjadi mitra pemerintah mengumpulkan data-data konservasi alam yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah.

"Pemerintah memiliki program Bina Cinta Alam, mahasiswa penggiat konservasi dapat bergabung secara individual menjadi penggerak pesan konservasi kepada masyarakat," kata Erna Rosdiana dari Direktorat PJLKHL.

Sementara itu, Hariyawan Agung Wahyudi selaku Executive Officer Forum HarimauKita mengajak mahasiswa penggiat konservasi mengenal lebih dekat tentang upaya penyelamatan Harimau Sumatera yang hampir punah.

Ia mengatakan, 70 persen habitat Harimau Sumatera berada di luar kawasan konservasi, hanya 30 persen sudah berada di lahan konservasi.

Tercatat terjadi 600 kejadian konflik harimau sumatera, 57 orang meninggal, 81 terluka, 326 ternak dimangsa dan 69 harimau dibunuh atau ditangkap.

"Ini menjadi tugas kita, menjadi melindungi habitat Harimau Sumatera ini agar masuk kawasan konservasi. Sehingga konflik dapat kita tekan. Konflik ini terjadi karena habitat harimau yang terusik," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014