Jakarta (ANTARA) - Dokter mengingatkan masyarakat agar mewaspadai infeksi berulang demam berdarah dengue (DBD) karena berisiko menimbulkan gejala lebih berat hingga kematian terutama pada anak-anak dan pasien dengan penyakit penyerta.
“Virus dengue memiliki empat serotipe, artinya, seseorang bisa terinfeksi lebih dari sekali, dan infeksi yang berulang biasanya lebih berat,” kata dokter spesialis anak RS Borromeus, dr. Tony Ijong Dachlan, Sp.A, dalam gelar wicara HUT ke-104 RS Borromeus di Bandung, Minggu.
Ia menekankan terdapat sekitar 45 persen kematian akibat dengue terjadi pada usia 5–14 tahun. Bahkan infeksi tanpa gejala pada orang dewasa tetap bisa menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga lain.
"Oleh karena itu, pencegahan harus dimulai dari rumah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan dokter spesialis penyakit dalam RS Borromeus, dr. Stephanie Yuliana Usman, yang menekankan bahwa hingga kini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD. Terapi yang diberikan hanya meredakan gejala, bukan membunuh virus.
Kementerian Kesehatan mencatat hingga minggu ke-25 tahun 2025, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus DBD tertinggi nasional, yakni 17.281 kasus dengan 61 kematian. Kota Bandung menempati urutan kedua daerah dengan kasus terbanyak, disusul Kabupaten Bandung di posisi ketiga.
