Jakarta (ANTARA) - Trent Alexander-Arnold tak seperti Francesco Totti yang memilih setia di satu kota, satu klub, satu cinta: AS Roma.
Dia juga tak seperti Steven Gerrard yang tak tergoda pindah ke klub lain, dengan menetap di Anfield pada masa keemasannya.
Alexander-Arnold mengambil jalan berbeda. Ia pergi dari Liverpool setelah 20 tahun memberikan sepenuh hatinya untuk klub masa kecilnya itu.
Barangkali sepak bola modern sudah tak lagi mengikat pemain pada tembok-tembok romantisme, mungkin ini jalan terbaik untuk masa depan Trent.
Trent menyampaikan salam perpisahannya Senin lalu tak lama setelah The Reds menelan kekalahan pertamanya setelah menyegel gelar juara liga ke-20 ketika menyerah 1-3 kepada Chelsea.
Itu adalah penampilan ke-257 Trent di Liga Premier. Dia membantu Liverpool menjuarai liga pada musim 2019/2020 dan 2024/2025, serta runner-up pada musim 2018/2019 dan 2021/2022.
Trent berperan dalam 72 clean sheet dan terlibat dalam 82 gol, dengan rincian 18 gol dan 64 assist.
Jumlah assist sebanyak itu membuatnya memimpin dalam daftar assist terbanyak sepanjang masa yang dibuat seorang bek Liga Primer.
Pemain berusia 26 tahun itu pertama kali bergabung dengan klub Merseyside tersebut saat berusia enam tahun dan naik pangkat di akademi Liverpool dalam peran gelandang.
Trent lalu menjadi kapten tim U-16 dan U-18 Liverpool. Saat berusia 18 tahun 18 hari, dia diberi kesempatan menjalani debut tim senior oleh Jurgen Klopp dalam Piala Liga melawan Tottenham Hotspur pada 15 Oktober 2016.
Sejak itu, ia tak tergantikan di sisi kanan. Mulai menggeser pemain senior Nathaniel Clyne, mencetak gol dari tendangan bebas pertamanya, menciptakan momen indah “Corner Taken Quickly”, dan puncaknya mengangkat trofi Liga Champions di Madrid.
Dari kemenangan di Liga Champions itu muncul sebuah mural di sisi sebuah rumah di Liverpool untuk memberi penghormatan kepada Trent sebagai Scouse atau penduduk asli Liverpool, dengan kata-katanya yang terkenal, "Saya hanyalah pemuda biasa dari Liverpool yang mimpinya baru saja menjadi kenyataan”.
Total Trent sudah tampil dalam 352 pertandingan di semua kompetisi, dengan koleksi 23 gol dan 92 assist ia catatkan untuk The Reds. Jumlah ini masih bisa bertambah jika dia dimainkan dan memberikan kontribusi gol pada tiga pertandingan tersisa liga musim ini.
Sembilan tahun di tim utama, selain dua gelar liga dan satu Liga Champions, ia juga mempersembahkan Piala FA, dua Piala Liga, Community Shield, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Dari Liverpool, namanya terpilih menjadi bagian timnas Inggris, yang memiliki 33 cap dengan empat gol dan enam assist untuk The Three Lions.
Dikecam penggemar
Kecintaan penggemar kepada seorang Trent Alexander-Arnold yang tak hanya bintang Liverpool, namun juga Scouce yang sukses, memunculkan dua ekspresi wajah yang bertolak belakang.
Ada yang bisa merelakan selayaknya memang tak ada pemain yang lebih besar dari klub, dan ada juga yang sulit menerima kepergian Trent.
Sebagian besar yang kecewa adalah para Scouse, karena bagi mereka Trent adalah penerus Steven Gerrard yang lahir dan besar di Liverpool, dan tak pernah tergoda meninggalkan Anfield pada masa emasnya.
Gerrard mendapatkan semuanya di Liverpool kecuali gelar juara liga, yang dalam hal ini Trent lebih baik ketimbang kapten legendaris itu karena memenangkan dua trofi.
Sebagai orang yang tumbuh dua menit dari tempat latihan lama Liverpool di Melwood, Trent menjelma sebagai simbol dari Liverpool.
Bersama Trent yang sejak musim lalu mengenakan ban wakil kapten, para penggemar percaya era The Reds dipimpin seorang Scouse akan terjadi lagi.
Namun, semua impian itu runtuh ketika Trent mengumumkan salam perpisahan.
Kemarahan lainnya juga bersumber dari langkah Trent membiarkan klub yang membesarkannya ini tak mendapatkan "harga yang pantas", setelah dia pergi dalam status bebas transfer.
Dalam wawancara dengan LFC TV, Trent mengakui ada kemungkinan untuk bertahan di Liverpool, tetapi bek kanan itu mengaku butuh tantangan baru dalam kariernya.
Direktur olahraga baru Liverpool Richard Hughes, yang ditunjuk musim panas lalu, bahkan menghubungi perwakilan Trent tentang kontrak baru sebelum memulai musim ini.
Hughes memberikan tawaran kepada Alexander-Arnold yang membuatnya menjadi bek sayap dengan bayaran termahal, tidak hanya di Liga Primer, tetapi juga di dunia.
Namun, tawaran ini sulit menemui kata sepakat setelah klub menyadari Trent kemungkinan besar telah menetapkan hatinya untuk Real Madrid.
Kepada Sky Sport pada Oktober tahun lalu, Trent mengutarakan ambisi menjadi bek sayap pertama yang memenangkan penghargaan Ballon d'Or.
"Target utama saya? Saya akan katakan memenangkan Ballon d'Or karena saya yakin saya bisa. Saya ingin menjadi bek sayap pertama yang melakukannya," kata dia waktu itu.
Dan mungkin, kepergiannya ke Real Madrid nanti adalah jawaban untuk ambisi Trent yang ingin menjadi lebih terang, bersama bintang-bintang lain di Santiago Bernabeu seperti Jude Bellingham, Vinicius, dan Kylian Mbappe.
Madrid menjadi klub tersukses dalam mengantarkan pemainnya memenangkan Ballon d'Or, yaitu 12 kali, jauh melampaui Liverpool yang baru sekali memenangkan anugerah itu pada 2001 lewat Michael Owen.
Penghianat atau legenda?
Berita tentang kepergian Trent telah memecah basis penggemar Liverpool, tetapi legenda Liverpool Jamie Carragher mencoba memberikan perspektif yang lebih luas, dengan mengatakan bahwa daya tarik Real Madrid terlalu besar bagi pemain mana pun.
"Karena jika Anda melihat sejarah perekrutan Real Madrid selama dua atau tiga tahun terakhir, saya pikir mereka berbicara kepada para pemain dan agen mereka satu atau dua tahun sebelumnya - dan berkata jika Anda ingin bermain untuk Real Madrid, kami akan mengontrak Anda dalam beberapa tahun," ucap Carragher.
Meskipun memahami alasan itu, Carragher tak menampik ada rasa kecewa dalam hatinya, apalagi melihat seorang produk asli akademi Liverpool pindah ke Madrid yang merupakan rival mereka di Eropa.
Dalam satu dekade terakhir, duel melawan Madrid terjadi tujuh kali, termasuk dua kekalahan menyakitkan dalam partai final, yang mewarnai 15 trofi mereka di benua biru.
"Saya kecewa karena, sebagai pemain lokal, dia tidak menganggap Liverpool cukup baik saat mereka menang," kata Carragher.
"Tim Liverpool ini berada dalam lima atau enam tim terbaik di Eropa, baru saja memenangkan liga," tambah pria yang mengoleksi 737 penampilan untuk Liverpool itu.
Menurut laporan Fabrizio Romano, Madrid telah mendapatkan kesepakatan lisan dengan Trent, dengan kontrak lima tahun.
Jika sudah resmi, dia akan menapaki jejak mantan pemain-pemain Liverpool lain yang hijrah ke raksasa Spanyol itu, seperti Steve McManaman, Michael Owen, Jerzy Dudek, dan Xabi Alonso.
Pada akhirnya, Trent memang bukan Gerrard, apalagi Totti. Dan wajar apabila ia menginginkan hal lebih besar dalam kariernya.
Seorang Trent, hanya memilih jalan cerita berbeda di hidupnya.
Dan apakah Trent akan dianggap legenda atau justru dilabeli penghianat, mungkin jawabannya ada pada kata-kata Jurgen Klopp berikut, “Tak penting apa yang dipikirkan orang saat Anda datang karena yang lebih penting adalah apa yang dipikirkan orang saat Anda pergi.”