Cianjur (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menurunkan tim untuk melakukan evaluasi dan mengobati trauma puluhan siswa keracunan menu makanan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar program pemulihan gizi tetap berjalan.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin di Cianjur, Kamis, mengatakan untuk mengantisipasi hal serupa terjadi, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait guna menjamin kualitas makanan yang diberikan kepada siswa sesuai standar.
"Kami mengupayakan pemulihan trauma agar program pemulihan gizi ini tetap berjalan dengan baik dengan menurunkan tim, sehingga siswa yang sempat menjadi korban keracunan tidak larut dan takut," katanya.
Di daerah setempat, pelaksanaan program MBG masih percobaan dan baru beberapa sekolah menerima program tersebut, sehingga perlu dilakukan evaluasi agar saat resmi dilaksanakan tidak ada kejadian serupa menimpa siswa sebagai penerima manfaat.
Baca juga: Bupati Klaten tetapkan KLB kasus keracunan massal di Desa Karangturi
"Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam melakukan pemulihan mental siswa korban keracunan, termasuk dalam evaluasi yang akan digelar bersama agar tidak ada kejadian serupa saat program MBG resmi berjalan," katanya.
Puluhan siswa MAN I Cianjur mengaku trauma menyantap menu MBG yang dibagikan ke depan karena sebagian besar mengaku masih mencium bau tidak sedap dari lauk ayam suwir dan tempe yang diduga menjadi penyebab mereka keracunan.
Sejumlah siswa yang kondisi kesehatan terus berangsur membaik setelah pulang dari rumah sakit, menolak tempe dan ayam yang dibuat orang tuanya karena teringat setelah menyantap dua lauk tersebut mereka mengalami pusing, mual, dan muntah.
"Anaknya menolak saat saya hidangkan tempe mendoan dan daging ayam, sambil meminta kedua lauk tersebut dijauhkan, mungkin masih trauma. Saya berharap tidak sampai berlarut karena program MBG kan untuk meningkatkan gizi anak," kata orang tua siswa korban keracunan, Iis.
Baca juga: Keracunan massal Ponorogo akibatkan satu orang meninggal
Kepala MAN 1 Cianjur Erma Sopiah mengatakan keracunan massal yang terjadi beberapa hari lalu menimpa puluhan anak didiknya, membuat sebagian besar siswa trauma, termasuk yang tidak bergejala, karena sempat mencium bau tidak sedap dari lauk dalam paket MBG.
Untuk menghilangkan trauma, pihaknya melakukan berbagai cara, termasuk memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan program peningkatan gizi serta berkomunikasi dengan orang tua agar penyedia program MBG diganti atau tetap yang sama.
"Kami akan melakukan musyawarah dengan orang tua, kalau diganti tentunya harus menjamin hidangan yang diberikan, kalau tidak penyedia yang lama harus memastikan kelaikan makanan sebelum didistribusikan," katanya.